Sekali lagi, pemerintah Afghanistan sejatinya memiliki keuntungan baik dari segi pendanaan maupun persenjataan.
Mereka diguyur miliaran dollar AS guna membayar gaji dan peralatan pertahanan, yang sebagian besar diberikan Amerika Serikat.
Baca Juga: Pos Militer Perbatasan Lenyap, 46 Tentara Afghanistan Cari Perlindungan di Pakistan
Dalam laporan Juli 2021, SIGAR mengatakan, lebih dari 88 miliar dollar AS (Rp 1,26 kuadriliun) telah dihabiskan demi keamanan Afghanistan.
Akan tetapi, data tersebut menambahkan, "Pertanyaannya, apakah uang itu dihabiskan dengan baik, yang pada akhirnya, akan dijawab oleh apa yang dihasilkan dari pertempuran di lapangan."
Angkatan Udara Afghanistan harus membuktikan keunggulannya dalam situasi kritis di medan pertempuran.
Namun, mereka harus berjuang demi mempertahankan dan mengawaki 211 pesawatnya, di mana persoalannya makin parah, karena Taliban sengaja menargetkan para pilot.
Taliban sering kali mengandalkan pasokan dananya dari perdagangan narkoba, tetapi mereka juga mendapat dukungan dari luar - terutama Pakistan.
Tidak lama berselang Taliban menyita senjata dan peralatan dari pasukan keamanan Afghanistan - beberapa di antaranya dipasok AS - termasuk kendaraan Humvee, piranti teropong malam, senapan mesin, mortir dan peralatan artileri.
Afghanistan dibanjiri pasokan senjata setelah invasi Soviet, dan Taliban sudah menunjukkan dapat mengalahkan kekuatan yang jauh lebih canggih.
Bayangkan efek mematikan dari bom rakitan Improvised Explosive Device (IED) dengan target pasukan AS dan Inggris.
Faktor ini serta pengetahuan lokal dan pemahaman tentang medan perang, turut menjadi alasan kenapa Taliban susah terkalahkan.