Sosok.ID - Gelaran akbar pesta kompetisi Olimpiade Tokyo 2020, selesai dilaksanakan.
Indonesia finish di peringkat 55 dengan 1 medali emas, 1 medali perak, dan 3 medali perunggu.
Salah satu yang paling menjadi sorotan adalah perolehan meali emas sektor ganda putri cabang olahraga Badminton yang diraih Greysia Polii dan Apriyani Rahayu.
Bukan hanya karena keduanya meraih emas, namun juga karena itu merupakan penorehan emas pertama Indonesia sepanjang sejarah olimpiade.
Tak ayal euforia masyarakat sangat tinggi, menyambut perolehan emas yang telah lama dinanti dari sektor ganda putri bulu tangkis Tanah Air.
Salah satu yang turut merasa bangga adalah legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat.
Peraih emas tunggal putra Olimpiade Athena 2004 itu belum lama ini mengkritisi euforia Olimpiade Tokyo 2020.
Taufik Hidayat memberikan kritik tajam bagi pemerintah Indonesia dalam hal pengelolaan dan pengembangan olahraga di Tanah Air.
Pendapat Taufik Hidayat itu terlihat dalam tayangan YouTube NGOBROL ASIX, pada Jumat (6/8/2021).
"Menurut kamu gimana prestasi badminton sekarang sama zaman kamu gimana? dengan berhasilnya dapat emas di Olimpiade Tokyo?" tanya Anang Hermansyah.
Taufik menyoroti bahwa apresiasi yang diterima atlet peraih olimpiade di era saat ini menjadi lebih bagus.
Hanya saja, ada kritikan yang perlu diingat pemerintah.
"Sekarang apresiasi lebih (bagus), tapi perlu catatan bahwa olahraga kita ini belum prioritas negara," jawab Taufik Hidayat.
Mantan anggota komisi X DPR RI, Anang Hermansyah sontak terkejut dengan pengakuan legenda bulu tangkis Indonesia tersebut.
"Kok Taufik bisa bicara ke sana itu dasarnya politik anggaran atau aturan" tanya suami Ashanty.
"Anggaran buat olahraga nggak seberapa, negara besar loh," jawab Taufik.
"Idealnya berapa?" tanya Anang.
"Idealnya kalau buat bulu tangkis aja setahun itu 80-100 (juta) sendiri. PBSI ada anggaran habisnya sekian, pemerintah nyumbang berapa sih," jawab Taufik.
Anang lantas menyelidik mengenai besaran bantuan pemerintah untuk mendukung bidang olahraga Indonesia.
"Dari APBN, Kemenpora dikasih berapa sih?" tanya Anang.
"10-20% ada kali sekarang," jawab Taufik.
Tak hanya menyentil soal anggaran yang kurang diberikan untuk para atlet, Taufik juga menyinggung soal euforia kemenangan atlet bulutangkis yang tak sebanding dengan pemberian negara untuk para atlet menuju kemenangannya.
Atlet badminton yang gantung raket pada tahun 2012 itu berharap agar cabor bulu tangkis mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.
Baca Juga: Legenda Bulu Tangkis Liliyana Natsir Puji Setinggi Langit Tabiat Raffi Ahmad dan Nagita Slavina
"Agar perhatiannya agak lebih aja ke olahraga. Kalau lagi juara kayak gini euforia, tapi kan sebelum menjadi (juara) itu nggak gampang. Butuh proses yang lama." terangnya.
Bukan tanpa alasan, sebab menurut Taufik, bulu tangkis menjadi olahraga yang hampir tidak pernah absen menyumbangkan medali olimpiade.
"Saya minta bulu tangkis jadi prioritas tergantung pertandingannya ya. Bukan mengecilkan cabang olahraga yang lain, tapi medali (emas) ini selalu dari bulu tangkis, medali yang lain selalu dari angkat besi. Jadi nggak semua disamaratakan," tandas dia.
(*)