Ahli militer yang enggan namanya disebut mengatakan, hambatan udara senjata artileri lebih kecil, dan itulah sebabnya mereka menjadi senjata yang paling penting untuk operasi dataran tinggi.
Laporan resmi menunjukkan, selain dua senjata baru tersebut, PLA telah mengoperasikan jenis senjata artileri lain di wilayah dataran tinggi, termasuk howitzer dan sistem peluncur roket ganda dengan kaliber berbeda dan dipasang pada sasis berbeda, seperti PCL-181 kaliber 155 milimeter self-propelled howitzer dan sistem peluncur roket jarak jauh ganda PHL-03.
Ini berarti PLA dapat menggunakan senjata yang optimal dalam skenario yang berbeda, mengingat ketika daya tembak, mobilitas dan perlindungan lapis baja harus diprioritaskan, kata pakar tersebut. (*)