Sosok.ID - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Kamis (29/7/2021) mengusulkan agar pos-pos perbatasan Rusia ditempatkan di sepanjang perbatasan Armenia dengan Azerbaijan setelah meningkatnya ketegangan antara Yerevan dan Baku.
Dilansir dari Reuters, Armenia dan Azerbaijan sebelumnya menuduh satu sama lain.
Pada hari Kamis, kedua negara mencemooh gencatan senjata yang didukung Rusia.
Gencatan senjata itu telah diterima kedua belah pihak pada hari sebelumnya untuk menghentikan bentrokan mematikan di perbatasan bersama, yang ingin dibatasi oleh Yerevan.
Baca Juga: Setelah Myanmar, Giliran PM Armenia Nikol Pashinyan yang Hendak Dikudeta Militer
"Mengingat situasi saat ini, saya pikir masuk akal untuk mempertimbangkan pertanyaan penempatan pos penjaga perbatasan Rusia di sepanjang perbatasan Armenia-Azeri," kata Pashinyan dalam pertemuan pemerintah, dikutip Sosok.ID pada Jumat (30//2021).
Dia mengatakan Yerevan sedang mempersiapkan untuk membahas proposal dengan Moskow dan bahwa langkah itu akan memungkinkan pekerjaan dilakukan pada demarkasi dan delimitasi perbatasan tanpa risiko bentrokan militer.
Kremlin mengatakan pihaknya melakukan kontak dekat dengan Armenia dan Azerbaijan, tetapi menolak mengomentari proposal Pashinyan.
Ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan, dua bekas republik Soviet, diawasi ketat di luar negeri untuk setiap ancaman terhadap pipa gas dan minyak Azeri dan risiko kekuatan regional Turki dan Rusia terseret ke dalam konflik apa pun.
Kementerian pertahanan Armenia mengatakan pasukan Azeri telah menembaki posisi Armenia di bagian Gegharkunik di perbatasan pada Kamis pagi, mendorong Armenia untuk membalas tembakan.
Kementerian pertahanan Azerbaijan mengklaim pasukan Armenia telah menembak dengan senapan mesin dan peluncur granat ke arah sebuah desa di wilayah Kelbajar, dan telah melemparkan granat tangan.
Ujarnya, pasukan Azerbaijan membalas tembakan.
Gencatan senjata itu diadakan setelah salah satu insiden perbatasan paling mematikan sejak perang enam minggu tahun lalu antara pasukan etnis Armenia dan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh dan daerah sekitarnya.
Armenia mengatakan tiga tentaranya tewas dan empat terluka. Azerbaijan mengatakan dua tentaranya terluka.
Dalam pertempuran dari September hingga November 2020 lalu, pasukan Azeri mengusir pasukan etnis Armenia keluar dari petak-petak wilayah yang mereka kuasai sejak 1990-an di dan sekitar Nagorno-Karabakh sebelum Rusia menengahi gencatan senjata.
Sengketa perbatasan sejak itu berkobar, dengan Armenia dan Azerbaijan saling menuduh melakukan serangan ke wilayah masing-masing, menyoroti kerapuhan gencatan senjata. (*)