Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Sengit, PLA Kejar Kapal Perang AS pada Peringatan Arbitrase Laut China Selatan, Beijing Yakin Joe Biden Inginkan Baku Hantam

Rifka Amalia - Selasa, 13 Juli 2021 | 21:00
(Ilustrasi) Kapal China di Laut China Selatan.
China Military

(Ilustrasi) Kapal China di Laut China Selatan.

Selama lima tahun terakhir, hubungan China-Filipina telah mengalami perkembangan yang baik dan situasi di Laut China Selatan dinilai telah mengalami peningkatan yang stabil, yang tidak disebabkan oleh keputusan ilegal.

Baca Juga: China Sebut Jepang Gali Kuburan Sendiri Jika Nekat Gabung Militer AS Bantu Taiwan Menang Perang

Tetapi Chen mencatat, kebijakan rasional pemerintah Filipina di Laut China Selatan dan konsensus yang dicapai dengan China untuk mengesampingkan keputusan tersebut dan tidak menganggap keputusan tersebut sebagai prasyarat untuk menangani masalah Laut China Selatan.

Dalam beberapa tahun terakhir, China dan Filipina telah meluncurkan kerja sama di industri perikanan, penegakan hukum kelautan, dan memerangi epidemi, kata Chen.

China dan negara-negara terkait di Laut China Selatan telah secara efektif mengelola perbedaan melalui dialog dan konsultasi, dan terus-menerus mempromosikan kerja sama praktis, kata Zhao.

Zhao menambahkan, China dan anggota ASEAN telah sepenuhnya dan efektif menerapkan Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak di Laut China Selatan, dan membuat kemajuan penting dalam memajukan konsultasi tentang kode etik di Laut China Selatan.

Baca Juga: China Soroti Pesawat Bekas AS Baru Dibeli Langsung Bakar Tentara Muda Filipina dalam Kecelakaan, Total 53 Tewas

Namun, beberapa politisi Filipina mencoba menekan pemerintahan Duterte tentang masalah Laut China Selatan untuk keuntungan politik mereka sendiri, klaim Vhina.

Wakil Presiden Leni Robredo pada hari Senin mengecam pemerintahan Duterte karena kegagalannya untuk memanfaatkan “kemenangan arbitrase” Filipina melawan China lima tahun setelah keputusan itu, media Filipina melaporkan.

Chen mengatakan karena Robredo kemungkinan akan mencalonkan diri sebagai presiden, dia mencoba menciptakan citra publik bahwa dia berjuang untuk kepentingan nasional untuk memenangkan lebih banyak dukungan dalam pemilihan 2022.

Minoritas politisi di Filipina ingin mendapatkan dukungan dari kekuatan pro-AS dan anti-China terlepas dari kepentingan warga Filipina. (*)

Source : Global Times

Topic :Konflik Laut China Selatan

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x