Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Isu Pandemi Mengalihkan Perhatian, Natuna Kini Memanas Lagi, TNI Sampai Buat Kesepakatan Dengan Negara Ini Untuk Hajar Kapal-kapal China

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Rabu, 30 Juni 2021 | 16:59
Isu Pandemi Mengalihkan Perhatian, Natuna Kini Memanas Lagi, TNI Sampai Buat Kesepakatan Dengan Negara Ini Untuk Hajar Kapal-kapal China
Dispen Kolinlamil

Isu Pandemi Mengalihkan Perhatian, Natuna Kini Memanas Lagi, TNI Sampai Buat Kesepakatan Dengan Negara Ini Untuk Hajar Kapal-kapal China

Sosok.ID- Perbatasan laut Indonesia disebut kembali memanas, lebih tepatnya di Natuna yang beberapa waktu lalu sempat jadi sengketa.

Sudah bukan rahasia lagi, ambisi Tiongkok untuk bisa menguasai Laut China Selatan memang tak pernah berhenti.

Bahkan di tengah pandemi covid-19 seperti sekarang ini, ambisi menguasai beberapa wilayah sengketa masih di lancarkan.

Termasuk berselisih dengan Indonesia di kawasan Natuna Utara.

Baca Juga: Mampu Jangkau Wilayah Indonesia, Pembom Nuklir Xian H-6 China Sudah Nongkrong di Dekat Natuna

Indonesia ternyata tidak tinggal diam, salah satunya dengan mengembangkan teknologi tempur.

Salah satunya memperbarui kapal-kapal perang untuk bisa tetap menjaga keamanan perbatasan negara.

Minggu lalu, pembuat kapal Italia Fincantieri mengumumkan bahwa mereka bersepakat dengan Kementerian Pertahanan Indonesia untuk memasok delapan fregat.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs webnya pada 10 Juni, Fincantieri menyatakan bahwa Indonesia akan membeli enam frigat multiguna FREMM baru dan dua frigat kelas Maestrale bekas.

Baca Juga: Pernah Terabas Teritori Natuna, Kapal China Terdeteksi Kembali Memasuki Wilayah Indonesia

Dilansir dari The Diplomat, Rabu (16/6/2021), dua kapal terakhir akan tersedia setelah dipensiunkan oleh Angkatan Laut Italia.

Pembelian tersebut seiring dengan kekhawatiran negara yang meningkat untuk mempertahankan jangkauan lautnya yang luas.

Angkatan Laut Indonesia secara tragis berkurang saat tenggelamnya kapal selam Indonesia KRI Nanggala pada 21 April, dengan hilangnya semua 53 awaknya.

KRI Nanggala merupakan kapal selam yang dibuat pada tahun 1977 di Jerman, diakuisisi oleh Indonesia pada tahun 1981, dan diperbaharui oleh Korea Selatan pada tahun 2012.

Baca Juga: Bermasalahdi Laut China Selatan, China dan Indonesia Kepergok Latihan Bersama di Perairan Jakarta, Kok Bisa?

Kondisi Angkatan Laut Indonesia yang buruk telah mengkompromikan kemampuannya untuk menghadapi tantangan maritim yang semakin meningkat.

Sementara Indonesia bukan aktor penentang di Laut China Selatan, wilayah perairannya bertepatan dengan klaim China dan memicu perselisihan.

Selama beberapa tahun terakhir, Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah memperkuat kehadiran mereka di Natuna Besar dan mengadakan latihan militer di perairan sekitarnya.

Indonesia juga menghadapi semakin banyak tantangan akibat operasi penangkapan ikan ilegal oleh kapal-kapal dari China, Vietnam, Malaysia, dan negara-negara tetangga lainnya.

Baca Juga: Bukti Indonesia Ditakuti, Dicetuskan Nelayan Tanah Air, Kini Strategi Milisi Maritim Dipakai Vietnam Hingga Tiongkok Untuk Rebutan Laut China Selatan

Kesepakatan dengan Italia setelah penandatanganan perjanjian Indonesia dengan Jepang yang memungkinkan transfer peralatan dan teknologi militer Jepang.

Indonesia juga bersiap untuk menghabiskan Rp 52 triliun untuk pengadaan hingga delapan fregat siluman kelas Mogami Jepang yang baru.

Angkatan Laut Indonesia juga sedang berupaya untuk memperluas armada kapal selamnya sebanyak tiga kali lipat, dari empat menjadi 12 kapal saat ini.

Baca Juga: Kekuatan Indonesia Berkurang Setelah Insiden KRI Nanggala-402, Tiongkok Langsung Kirim 3 Kapal Perang Perbatasan Natuna, Ambisi Kuasai Laut China Selatan Kembali Gencar Dilakukan!

Secara khusus, Indonesia sedang mengejar perjanjian produksi bersama dengan Korea Selatan, sementara kesepakatan potensial lainnya sedang berlangsung dengan Prancis, Rusia, dan Turki.

Semua akuisisi ini merupakan bagian dari rencana peningkatan anggaran pertahanan Indonesia yang signifikan.

(*)

Source : intisari-online.com

Topic :Konflik Laut China Selatan

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x