Angkatan Laut Indonesia secara tragis berkurang saat tenggelamnya kapal selam Indonesia KRI Nanggala pada 21 April, dengan hilangnya semua 53 awaknya.
KRI Nanggala merupakan kapal selam yang dibuat pada tahun 1977 di Jerman, diakuisisi oleh Indonesia pada tahun 1981, dan diperbaharui oleh Korea Selatan pada tahun 2012.
Kondisi Angkatan Laut Indonesia yang buruk telah mengkompromikan kemampuannya untuk menghadapi tantangan maritim yang semakin meningkat.
Sementara Indonesia bukan aktor penentang di Laut China Selatan, wilayah perairannya bertepatan dengan klaim China dan memicu perselisihan.
Selama beberapa tahun terakhir, Tentara Nasional Indonesia (TNI) telah memperkuat kehadiran mereka di Natuna Besar dan mengadakan latihan militer di perairan sekitarnya.
Indonesia juga menghadapi semakin banyak tantangan akibat operasi penangkapan ikan ilegal oleh kapal-kapal dari China, Vietnam, Malaysia, dan negara-negara tetangga lainnya.
Kesepakatan dengan Italia setelah penandatanganan perjanjian Indonesia dengan Jepang yang memungkinkan transfer peralatan dan teknologi militer Jepang.
Indonesia juga bersiap untuk menghabiskan Rp 52 triliun untuk pengadaan hingga delapan fregat siluman kelas Mogami Jepang yang baru.
Angkatan Laut Indonesia juga sedang berupaya untuk memperluas armada kapal selamnya sebanyak tiga kali lipat, dari empat menjadi 12 kapal saat ini.