Jrap! Kapak melayang satu kali ke batang leher Mazlan.
Tubuhnya menggelepar. Dua kali lagi Juraimi mengayunkan kapaknya, putuslah leher Mazlan. Darah mengucur deras merembes ke selimut tebal di bawahnya.
Malam itu Juraimi, bekerja keras memotong-motong tubuh Mazlan menjadi 18 bagian. Lalu meletakkan potongan tubuh manusia itu ke dalam ember.
“Kami akan ke Kuala Lumpur,” kata Mona setelah memberi Juraimi uang RM180.
“Diapakan ini, Nyonya?” tanya Juraimi sambil menunjuk potongan tubuh Mazlan.
“Sesuai rencana, tanam di lubang yang sudah kau gali seminggu lalu,” kata Affandi sambil berlalu pergi.
Berfoya-foya
Jimat sakti yang dijanjikan Mona adalah bualan semata. Mona tak sekalipun pernah berniat pergi ke Indonesia untuk mencari tongkat Soekarno.
Semua itu memang sudah ia rencanakan untuk menghabisi nyawa Mazlan dan menggasak hartanya.
Malam itu Juraimi dibiarkan sendiri menguburkan potongan tubuh Mazlan. Toh, sudah diberikan uang.
Dini hari Juraimi baru menuntaskan tugasnya, Mazlan dikubur di lubang besar yang sudah digali seminggu sebelumnya di sekitar rumah mona. Galian itu kemudian ditutup dengan semen.