Mona dan Affandi pun mendadak kaya. Sehari setelah menghabisi Mazlan, mereka heboh berbelanja.
Sebanyak RM160 ribu dihabiskan sekejap untuk membeli mobil, ponsel, dan perhiasan.
Tidak hanya itu, Mona juga melakukan operasi plastik untuk mengencangkan kulitnya dengan biaya RM13 ribu.
Affandi tidak kalah gelap mata. Ia berfoya-foya, hingga dalam masa sepuluh hari, uang RM300ribu sudah habis.
Tatkala menghabiskan uang panas itu, mereka tak mengingat Mazlan sama sekali.
Tak datang rapat
Beberapa hari setelah Mazlan terkubur di rumah Mona, para kerabat mulai curiga.
Kemana Mazlan? Rasanya tak mungkin ayah dua anak yang begitu giat bekerja, absen tanpa kabar berhari-hari. Apalagi ia pun tidak hadir dalam rapat penting di Raub.
Rekannya, ADUN di Benta, Datuk Zuki Kamaludin akhirnya melapor ke polisi. Isi laporan, kemungkinan orang hilang atau diculik. Sebab ia sudah tidak muncul pada pertemuan resmi sejak tanggal 3 Juli 1993.
Polisi pun mulai melacak tempat-tempat yang sering dan yang terakhir didatangi Mazlan. Diketahuilah kalau Mazlan lumayan sering berkunjung ke rumah sepasang bomoh.
Segera polisi mendatangi rumah bercat putih itu. Rumah itu kosong saat polisi datang. Di sanalah polisi mengetahui kalau Mona dan Affandi tidak tinggal berdua saja, tapi bersama Juraimi.