Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Politikus Malaysia Mati Mengerikan karena Iming-iming Dukun Tentang Tongkat Soekarno

Rifka Amalia - Rabu, 26 Mei 2021 | 20:16
Mona Fandey dengan senyum mengerikannya.
Intisari

Mona Fandey dengan senyum mengerikannya.

Ia kemudian mengajak Mazlan masuk ke dalam sebuah ruangan sempir yang hanya muat empat orang. Itu adalah ruang untuk mandi kembang. Di sana terdapat bak dan juga saluran air.

“Duduk di mana?” tanya Mazlan mencari kursi.

Baca Juga: Sifat Kepemimpinannya Dinilai Bukan Berasal dari Darah Pribumi, Soekarno Sempat Dituding Sebagai Anak Haram Tuan Tanah Belanda

“Ritual kali ini, tidak duduk, tapi berbaring di lantai dengan kepala menghadap ke atas,” kata Mona menjelaskan posisinya.

Mazlan menurut. Ia berbaring di atas selimut tebal yang sudah digelar Juraimi sebelumnya. Kepalanya diminta lebih tegak menengadah ke atas.

Mona menyebut itu adalah posisi untuk menyambut uang, yang kata Mona, akan jatuh dari langit sebentar lagi.

“Sekarang tutup matamu,” seru Mona. Mazlan mengikuti perintahnya.

Affandi lalu memicingkan matanya pada Juraimi, memberi tanda. Juraimi menangkap sinyal tatapan mata itu dengan patuh.

Ia kemudian mengambil peralatan ritual yang sudah disiapkan, sebuah kapak tajam yang baru diasah.

Baca Juga: Tak Puasa Saat Proklamasikan Kemerdekaan RI, Ternyata Masa Kecil Soekarno Saat Lebaran Sangat Mengenaskan: Orang-orang Makan Besar Tapi Kami Sekeluarga Tidak Pernah

Kematian Mazlan

Affandi memberi aba-aba. Lalu..

Source : intisari

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x