Sosok.ID - Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson baru-baru ini soal kapal induk tercanggih mereka HMS Queen Elizabeth diikuti beberapa kapal perang di perairan Laut China Selatan.
Kelompok tempur armada laut Inggris tersebut kini tengah berlayar menuju Laut China Selatan.
Hal itupun mengundang kemarahan Tiongkok yang sempat mengklaim bahwa kawasan tersebut masuk dalam wilayah mereka.
Untuk pertama kalinya, HMS Queen Elizabeth ini memang mendapat tugas untuk berlayar di kawasan yang juga berbatasan langsung dengan negara-negara ASEAN termasuk Indonesia.
Bahkan dalam pernyataannya Boris Johnson pun mengabaikan kemarahan China soal kapal perang mereka.
Apa yang dilakukan oleh HMS Queen Elizabeth tersebut diklaim oleh Boris tak menyalahi aturan perairan internasional.
Diketahui pada bulan lalu, salah satu armada tempur laut terhebat di dunia ini mengumumkan bakal berlayar ke Asia melalui Eropa dan, Afrika dan Timur Tengah.
Perjalanan tersebut ditempuh selama 28 minggu.
Wilayah yang bakal di tuju tak lain adalah Laut China Selatan yang kini tengah bergejolak lantaran klaim mengenai batas negara antar beberapa negara dengan Tiongkok.
Selain itu, konflik antara China dan Taiwan menambah bumbu permusuhan dan memanasnya hubungan kedua negara saat ini.
"Salah satu hal yang akan kami lakukan dengan jelas adalah menunjukkan kepada teman-teman kami di China bahwa kami percaya pada hukum laut internasional, dan dengan percaya diri tetapi tidak dengan cara yang konfrontatif," katanya, seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (22/5/2021).
Ternyata perngarahan kapal induk tercanggih milik Ratu Elizabeth tersebut telah direncanakan sejak lama.
Yakni pada saat Menteri Pertahanan Ben Wallace mengutarakan keinginannya tersebut.
Hal itu digambarkan sebagai kesempatan untuk mengibarkan bendera Global Britain.
"Dengan kelompok tempur menegaskan kembali komitmen kami untuk mengatasi tantangan keamanan hari ini dan besok," katanya saat itu.
Kedatangan armada laut besar-besaran juga akan disusul oleh beberapa negara maju lainnya seperti Australia, Prancis, Jepang, Amerika Serikat (AS).
Bukan tanpa alasan, beberapa negara tersebut berencana bakal mengadakan latihan gabungan di kawasan sengketa tersebut.
Oleh karena itu, China kini tengah getol mengecam tindakan beberapa negara itu lantaran dianggap bisa mengacaukan stabilitas dan keamanan di kawasan itu.
Meski tak digubris oleh banyak negara soal pengerahan kapal induk dan kapal perang ke Laut China Selatan, Xi Jinping telah mengambil tindakan.
Ia telah menyetujui pengiriman beberapa armada tempur untuk melakukan aktivitas militer di perairan yang sama belum lama ini.
(*)