Follow Us

Media Asing Soroti Indonesia Layak Pimpin ASEAN Menangi Laut China Selatan dari Klaim Abal-abal China, Sikap Tegas Kabinet Jokowi Jadi Alasannya!

Rifka Amalia - Senin, 03 Mei 2021 | 16:01
Presiden Joko Widodo meninjau kawasan perairan Natuna dari atas KRI Imam Bonjol, Kamis (23/6/2016)
PRESIDENTIAL PALACE/Agus Suparto

Presiden Joko Widodo meninjau kawasan perairan Natuna dari atas KRI Imam Bonjol, Kamis (23/6/2016)

Menanggapi meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengadakan pertemuan virtual bilateral dengan mitranya dari China Wang pada 30 Juli.

Baca Juga: Tidak Berharap Bantuan Negara Lain, Analis Ungkap Indonesia Siapkan Taktik Jitu Tandingi Kekuatan PLA Navy China di Natuna Utara

Dalam acara tersebut, Indonesia mendesak China untuk mematuhi Unclos 1982 dalam menyelesaikan perselisihan.

Bulan berikutnya, pada peringatan 53 tahun berdirinya ASEAN, Indonesia memprakarsai Pernyataan Bersama Menteri Luar Negeri Asean untuk Menjaga Perdamaian yang mengecam “perubahan dinamika geopolitik” yang mungkin memiliki “konsekuensi merugikan bagi kawasan”.

Lebih lanjut, menteri luar negeri ASEAN mendesak semua pihak untuk “menyelesaikan perbedaan dan perselisihan dengan cara damai sesuai dengan hukum internasional”.

Pada 13 Januari, hari pertama Jokowi menerima suntikan vaksin Sinovac, Retno Marsudi bertemu dengan Wang di Jakarta.

Dia kembali mendesak China untuk menghormati Unclos 1982 dan menjaga stabilitas di Laut China Selatan.

Baca Juga: Anggaran Militer Kadung Disunat Prabowo, Langkah Picik Tiongkok atas Laut China Selatan Ancam Posisi Indonesia di Natuna Utara

Ia menyampaikan pesannya atas nama ASEAN dan menekankan komitmen Indonesia terhadap sentralitas Asean di Indo-Pasifik yang stabil, damai, dan sejahtera.

"Indonesia telah menyusun rekan-rekan ASEANnya dengan cara yang rendah hati untuk memajukan kemajuan negosiasi CoC, yang diharapkan akan selesai tahun ini," kata SCMP.

"Indonesia berada di posisi terbaik untuk melakukan peran ini karena ini adalah negara Asia Tenggara terbesar, pemimpin alami ASEAN dan negara pesisir Laut China Selatan, bukan sebagai penggugat."

"Indonesia berupaya tetap bekerja sama dengan China dalam hal vaksin virus corona tanpa perlu menggadaikan kemerdekannya," tandasnya. (*)

Source : South China Morning Post

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest