Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Secara Matematis Indonesia Bakal Kalah Jika Lawan Militer China di Natuna, Namun Taktik Ini Bisa Digunakan untuk Mengungguli Negeri Panda

Seto Ajinugroho - Kamis, 27 Februari 2020 | 12:15
Secara Matematis Indonesia Bakal Kalah Jika Lawan China di Natuna, Namun Taktik Ini Bisa Digunakan untuk Mengungguli Negeri Panda
koarmada2.tnial.mil.id

Secara Matematis Indonesia Bakal Kalah Jika Lawan China di Natuna, Namun Taktik Ini Bisa Digunakan untuk Mengungguli Negeri Panda

Sosok.ID - Siapa sangka dibalik wabah penyakit Corona di Wuhan, China masih bersikap agresif di Laut Natuna Utara.

Sikap agresif ini memang menjadi ciri khas negeri Panda untuk tancapkan taringnya ke Laut Cina Selatan (LCS).

Mengutip Kompas.com, Kamis (27/2/2020) Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyatakan jika manuver militer China di Natuna Utara bakal ditanggapi serius oleh Pemerintah.

Mahfud menyampaikan jika TNI akan ditambah alutsistanya demi menjaga kedaulatan republik.

Baca Juga: Seek And Destroy, CN-295 TNI Sebenarnya Bisa Dilengkapi Rudal untuk Libas Kapal Perang China di Natuna Utara

"Kalau di Natuna itu karena ada klaim tradisional dan hak sejarah China dan itu selalu terulang. Ancamannya kekuatan alutsista kita di sana belum memadai sehingga dalam waktu dekat akan dibuat lebih memadai," ujar Mahfud di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (24/2/2020).

Selain itu pemerintah juga bakal berpegang pada konstitusi dan hukum internasional agar wilayah Laut Natuna Utara juga jadi urusan dunia internasional.

"Kita akan berpegang pada hukum internasional, hukum konstitusi kita dan kembali ke prinsip multilateralisme bahwa itu urusan dunia internasional bersama-sama, bukan hanya unilateralisme," tegas dia.

Sementara itu Menhan Prabowo Subianto sebelumnya sudah menyampaikan kepada Mahfud adanya dua ancaman yang saat ini sedang dihadapi Indonesia.

Baca Juga: Ketahuan Sudah Jenis Kapal Perang China di Natuna Utara, Fregat Jiangkai Class Bisa Tembakkan Rudal Jelajah Berjangkauan 200 Kilometer

Salah satu ancaman yang dimaksud, yakni yang terjadi di Laut Natuna Utara atau Laut China Selatan.

"Karena di situ ada klaim dari China yang di dalam konteks hukum internasional itu tidak ada. Itu klaim sejarah dan hak tradisional yang katanya sudah ribuan tahun lalu orang China terbiasa mencari ikan di Laut Cina Selatan," tutur Mahfud.

Source :Kompas.com national interest

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x