Sosok.ID - Saat publik dunia sedang disibukkan dengan kabar tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 milik Indonesia, China justru disebut kebut kapal perang demi kuasai Laut China Selatan.
Sejumlah negara di Asia maupun negara lain seperti Singapura, Malaysia, Australia hingga Amerika Serikat (AS) mengirimkan bantuan untuk mencari keberadaan KRI Nanggala-402 yang hilang.
Namun tak tampak pernyataan baik secara resmi dari pemerintah China maupun dari pejabatnya secara pribadi atas insiden hilangnya KRI Nanggala-402 milik Indonesia.
Bahkan kabarnya peristiwa kecelakaan militer ini dimanfaatkan oleh China untuk melakukan langkah cepat memperkuat armada lautnya.
Beberapa waktu lalu, China disebut sembrono saat membentuk pasukan rahasia berupa milisi laut yang terdiri dari nelayan-nelayan.
Melansir Express.co.uk, para ahli sebelumnya telah memperingatkan mengenai keberadaan kapal penangkap ikan bercat biru dari China.
Analis di Institut Internasional untuk Kajian Strategis (IISS) di Singapura mengatakan, armada tersebut adalah jumlah kapal terbesar yang dikumpulkan kapan saja di satu terumbu karang Spratly.
Kapal-kapal tersebut dilaporkan sudah dilengkapi dengan senjata otomatis dan memiliki kecepatan tertinggi lebih cepat dari 90% dari kapal penangkap ikan dunia.
Sebelumnya, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying mengatakan, karena situasi maritim, beberapa kapal penangkap ikan berlindung dari angin dekat Niu'e Jiao.