Peretasan diduga dilakukan sebagai aksi balas dendam atas film satir The Interview yang mengejek Kim Jong Un.
Ulah hacker membuat beberapa potongan film bocor meski belum tayang, dan banyak dokumen rahasia lainnya yang disebar secara online.
Baca Juga: Hati-hati, Zaman Serba Digital Hacker Suka Meretas, Artis Papan Atas Jadi Korbannya!
Peretas Korut juga dituduh melakukan pencurian besar-besaran senilai 81 juta dollar AS (Rp 1,13 triliun) dari Bank Sentral Banglades, serta mencuri 60 juta dollar AS (Rp 836,5 miliar) dari Bank Internasional Taiwan.
Hacker Korut juga disalahkan atas serangan siber global ransomware WannaCry 2017, yang menyerang sekitar 300.000 komputer di 150 negara.
Ransomware itu mengenkripsi file pengguna dan menuntut tebusan ratusan dollar dari pemiliknya agar bisa mendapatkan datanya lagi.
Pyongyang membantah tuduhan itu, dengan berkata "tidak melakukan apa-apa dalam serangan siber."
Hingga berita ini diunggah BIN Korsel belum berkomentar tentang laporan peretasan data vaksin Pfizer oleh peretas Korea Utara.
Memang selama ini Korea Utara sendiri membuat warga dunia bertanya-tanya di mana mereka mendapatkan uang untuk membuat senjata nuklir.
Banyak beredar cerita bahwa sang Pimpinan Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un memaksa warganya kelaparan untuk mendanai proyek tersebut.
(Aditya Jaya Iswara/Kompas.com)