Sosok.ID- Banyak konflik terjadi di beberapa belahan dunia yang melibatkan beberapa negara, termasuk China belakangan ini.
Kawasan Laut China Selatan, Tiongkok harus menghadapi beberapa negara yang menentang klaimnya atas perairan yang disengketakan tersebut.
Selain itu, diLembah Galwan, China berhadapan dengan India yang berkonflik atas perbatasan tersebut.
Bahkan, banyak pihak yang khawatir jika konflik-konflik besar yang melibatkan China tersebut akan memicu perang besar atau bahkan Perang Dunia III.
Namun, apa yang terjadi jika China terlibat dalam konflik kekuatan besar dan kalah? Akankah kendali Partai Komunis China atas masyarakat bertahan setelah kekalahan yang mengerikan?
Hal ini kemudian diuraikan oleh Jan Kallberg dalam artikel berjudul If China loses a future war, entropy could be imminent yang terbit di Defense News (17/9/2020).
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) terakhir kali berperang dalam skala besar selama invasi Vietnam pada 1979, yang merupakan operasi yang gagal untuk menghukum Vietnam karena menggulingkan rezim Khmer Merah Kamboja.
Sejak 1979, PLA telah terlibat dalam penembakan Vietnam pada berbagai kesempatan dan terlibat dalam pertempuran perbatasan lainnya, tetapi tidak berperang dalam skala penuh.
Dalam beberapa dekade terakhir, China meningkatkan pengeluaran pertahanannya dan memodernisasi militernya, termasuk pertahanan udara dan rudal jelajah yang canggih; menerjunkan perangkat keras militer canggih; dan membangun angkatan laut dari nol.
Tetapi ada ketidakpastian yang signifikan tentang bagaimana kinerja militer China.