PLA telah mengirim sebagian besar pesawat misi khusus Y-8 untuk misi serupa selama beberapa bulan terakhir.
Analis memaparkan, mengirim pembom dan jet tempur bisa menjadi peringatan bagi AS dan praktik simulasi untuk meningkatkan kemampuan tempur PLA melawan kapal induk AS.
Ahli militer daratan Tiongkok yang enggan disebutkan namanya mengatakan kepada Global Times pada hari Minggu (24/1) bahwa dengan dikawal jet tempur J-16, delapan pembom H-6K yang mampu membawa total 48 rudal anti-kapal, dapat melancarkan serangan saturasi pada kapal induk musuh, menandai pencegah yang kuat terhadap provokasi AS.
Tidak seperti tahun 2020 ketika kapal induk AS secara provokatif memasuki wilayah tersebut, kapal induk PLA Shandong sekarang berdiri di Laut China Selatan sebagai penstabil untuk situasi regional, kata para analis.
Sementara China Central Television melaporkan pada hari Sabtu bahwa Armada Angkatan Laut PLA yang terdiri dari kapal perusak berpeluru kendali Shenzhen, Wuhan dan fregat berpeluru kendali Hengyang juga melakukan serangkaian latihan berorientasi tempur di Laut China Selatan baru-baru ini.
Namun, ahli militer daratan lainnya yang meminta tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa operasi PLA tidak selalu terkait dengan kedatangan kapal induk AS ke Laut China Selatan, karena kedua belah pihak sama-sama melakukan latihan terjadwal.
Operasi Laut China Selatan kapal induk AS menunjukkan bahwa AS mempertahankan kebijakan sebelumnya.
Bahkan jika ada perubahan, akan butuh waktu lama bagi Pentagon untuk membuat keputusan dan perintah baru kepada kapal induk, mencatat bahwa kapal induk PLA telah melakukan latihan rutin di dekat Taiwan selama berbulan-bulan.
Departemen Luar Negeri AS merilis pernyataan pada hari Sabtu, mengklaim tekanan militer China daratan terhadap Taiwan "mengancam perdamaian dan stabilitas regional."