Dalam hal penyelundupan 2.000 senjata ke Afganistan, Benny Moerdani masih di bawah komando Soeharto saat belum menjabat sebagai Presiden.
Kisahnya berawal saat pasukan Uni Soviet akan menduduki Afganistan, sehingga membuat AS yang sedang melakukan perang dingin gusar.
Baca Juga: Korut Curiga Kecelakaan Kereta Api Maut di Negaranya Merupakan Operasi Intelijen Korsel
Saat itu diketahui Indonesia cukup dekat dengan AS yang kemudian turun tangan membantu mereka.
Kala itu Soeharto mengutus Asisten Intelijen Pertahanan dan Keamanan, Benny Moerdani untuk bertemu kepala intelijen Pakistan.
"Pertemuan itu membahas permintaan pejuang Afganistan dan intelijen Pakistan untuk penyediaan logistik, obat-obatan, dan persenjataan buat pejuang Afganistan," Kata Marsekal Madya (Purn) Teddy Rusdy.
Dalam pertemuan tersebut akhirnya disepakati, Indonesia akan melakukan misi bernamaBabut Mabur atau permadani terbang.
Operasi ini bertujuan untuk mengirim senjata sumbangan dari Uni Soviet pada Indonesia untuk diserahkan ke Afganistan, menurut persetujuan Soeharto.
"Waktu itu terkumpul 2.000 senjata, cukup untuk dua batalion," kata Teddy.
Awalnya nomor seri senjata itu dihapus terlebih dahulu,lalu dikirimkan mulai Juli 1981 ke Afganistan.