Para etnis Armenia yang kalah perang, berupaya pergi dari wilayah yang disengketakan tanpa meninggalkan apapun, sehingga mereka membakar rumah agar tak dapat digunakan penduduk Azerbaijan.
“Pada akhirnya, kami akan meledakkannya atau membakarnya, agar tidak menyerahkan apapun kepada Muslim,” kata Garo Dadevusyan, seorang Armenia.
Dia menumpuk atap dan barang-barang keluarga ke sebuah truk bak terbuka tua untuk pindah, tapi tujuan akhir mereka tidak jelas ke mana.
“Kami tunawisma sekarang. Kami tidak tahu ke mana harus pergi dan ke mana harus tinggal ... Ini sangat sulit,” kata istrinya, Lusine, sambil menahan air mata saat pasangan itu melihat rumah mereka untuk terakhir kalinya.
Untuk diketahui, Azerbaijan adalah negara yang dihuni sekitar 95% Muslim dan Armenia adalah negara mayoritas Kristen.
Azerbaijan menuduh orang-orang Armenia menodai situs-situs Muslim selama dekade mereka menguasai Nagorno-Karabakh dan wilayah sekitarnya.
Armenia dikatakan telah menampung ternak di masjid.
Kementerian Luar Negeri Armenia pada Minggu mengecam vandalisasi katedral Ghazanchetsots di kota Shusha yang dikuasai Azerbaijan sebagai "keterlaluan".
Gereja Apostolik Armenia sebelumnya mengatakan pengacau merusak dinding gereja setelah pasukan Azerbaijan merebut kota itu.
Sementara Nagorno-Karabakh adalah republik otonom Azerbaijan selama periode Soviet.