Menurutnya, sikap Gatot tidak seharusnya demikian.
"Ini kan pemberian negara. Kalau begitu sebenarnya itu artinya menganggap negara ini abal-abal, lah pemberian negara ini. Enggak pas, lah. Itu kalau kacamata saya," katanya, Minggu (15/11), melansir Kompas.com.
Kendati demikian, Karding sadar bahwa pendapatnya dengan para pendukung Gatot boleh jadi bertolak belakang.
Bagi pendukung Gatot Nurmantyo, sikap menolak pemberian negara ini mungkin dianggap tepat.
"Ini bagus, berarti Pak Gatot akan tetap kritis. Itu kata pendukungnya, misalnya," ujar Karding.
Padahal menurut Karding, para penerima Bintang Mahaputera yang lain pun sampai saat ini masih bisa mengkritisi pemerintah.
Dengan kata lain tidak ada masalah jika seandainya Gatot menerima penghargaan tersebut.
Tampaknya ucapan Karding merujuk pada banyaknya asumsi bahwa Presiden Jokowi sengaja menganugerahi Bintang Mahaputera untuk Gatot Nurmantyo agar tak lagi mengkritisi pemerintah.
Di sisi lain, Fahri Hamzah dan Fadli Zon pun sebelumnya menerima tanda jasa dari pemerintah, dan tetap dibebaskan memberikan kritik untuk negara.
Karding mengaku tak mempermasalahkan ketidakhadiran Gatot ke istana. Ia hanya menyayangkan keputusan tersebut.