Banyaknya orang China dengan beragam usaha bahkan mendominasi ekonomi negara dengan nama resmi Republik Demokratik Timor Leste tersebut.
Keberadaan mereka membawa pengaruh cukup besar di tanah Dili.
Ribuan orang itu datang dengan alasan karena cukup mudah mendapatkan uang di Timor Leste.
"Sebenarnya China bukan pemain utama di Timoe Leste, tetapi keberadaan perusahaan dan bisnis yang signifikan, membuat mereka bergerak di usaha kecil menengah," kata Soares.
Meski demikian, perusahaan China yang hadir di Timor Leste juga dipandang meningkatkan ekonomi Timor Leste.
Mereka menurunkan harga dan meningkatkan persaingan, tetapi ada kekhawatiran terjadinya kolusi di antara bisnis China.
"Ada ketegangan sosial dalam banyak kasus, terutama di sektor ritel dan kontruksi di mana pengusaha lokal merasa dikesampingkan oleh pendatang China," kata Graeme Smith, dari Universitas Nasional Australia.
"Sisi negatif paling jelas adalah ketegangan sosial antara pemilik toko, dan meningkatnya hubungan klientelis pengusaha Tiongkok yang lebih besar," tambahnya.
Sementara Soares menyoroti pertikaian penduduk Dili dengan migran China yang dikaitkan dengan kecemburuan sosial.
"Mungkin terlalu dini mengklaim bahwa terjadi peningkatan sentimen Anti-China di Timor Leste, tetapi insiden ini mengarah pada sentimen dan motivasi rasial terhadap pendatang baru China," katanya.