Akan tetapi, berlawanan dengan pendapat para peneliti, penduduk asli Timor Leste justru mengatakan hal sebaliknya
Maria Carmen Alianca Xiamens Pereira (37) yang bekerja di Hotel di Dili, mengatakan investasi China di negara itu justru bagus, karena memberikan penduduk lokal pekerjaan.
"Sejujurnya, ketika kita di bawah pemerintah Indonesia, hanya separuh orang Timor Leste yang bisa bekerja sebagai karyawan, atau di toko," kata Pereira.
"Sekarang kami sudah sangat mandiri, semua orang bekerja dan menerima gaji," katanya.
Di sisi lain petugas keamanan Adelino Soares, mengatakan bahwa ekonomi Timor Leste semakin bergantung pada uang China, negara tersebut telah berubah sedikit demi sedikit.
Namun, seorang Tiongkok bernama Ma yang berada di Timor Leste, yang membuka toko di sana justru mengungkap borok asli orang China.
"Tidak peduli negara Asia Tenggara mana, ada banyak orang China yang menjadi penipu," katanya.
Dia mengatakan, bersama suaminya awalnya tidak memiliki prospek ekonomi baik di Fujian China, tetapi menghasilkan banyak uang di Timor Leste.
"Kami sebenarnya ingin pulang, saat ini banyak yang bisa kami lakukan," katanya.
"Kembali ke China untuk mengembangkan diri kami sendiri, tetapi itu tidak mungkin karena kami sekarang sudah berusia 40-50 tahunan," jelasnya.