Sosok.ID- Referendum 1999, telah menyebabkan Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Bumi Lorosae memilih menentukan nasibnya sendiri dengan membentuknegara bernama resmi Republik Demokratik Timor Leste.
Namun, dua dekade setelah merdeka, perekonomian Timor Leste masih 'berada di kaki Indonesia'.
Situasi Timor Leste yang demikian tentu bukan tanpa alasan.
Melansir artikel UCA News berjudul 'Timor-Leste dancing to Indonesia's tune despite 20 years of independence' oleh Luke HUnt, Ditulis (2/9/2020) bertepatan peringatan kemerdekanan Timor Leste yang ke-20, dikatakan Timor Leste dirusak oleh korupsi dan kemiskinan dengan pengangguran riil di atas 70 persen.
Pada tahun 1999, kekerasan meletus empat hari setelah pemungutan suara kemerdekaan pada 30 Agustus.
Selama tiga minggu berikutnya 1.500 orang tewas dan setengah juta lainnya terpaksa mengungsi sebelum pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa mendarat, memulihkan ketertiban dan memastikan kemerdekaan.
Di seluruh negara Katolik kecil itu, orang-orang mengenakan pakaian terbaik pada hari Minggu dan dengan bangga mengibarkan bendera negara mereka saat medali diberikan kepada mereka yang membantu mengakhiri pendudukan 24 tahun di Indonesia.
Namun, di balik perayaan itu, Timor-Leste masih dirusak oleh korupsi dan kemiskinan, sementara tidak ada seorang pun yang dimintai pertanggungjawaban atas pembantaian di masa lalu, termasuk PBB.
"Timor-Leste melakukan yang terbaik untuk menyenangkan mantan tuannya di Jakarta. Itu karena Timor Leste sangat miskin," tulis Hunt.