Sosok.ID - Korea Utara ( Korut) menyalahkan Korea Selatan ( Korsel) atas terbunuhnya seorang pejabat perikanan Korsel bulan lalu.
Padahal yang membunuh pejabat tersebut adalah tentara Korut.
Korut menuduh Korsel kurang memberikan kontrol terhadap warganya, terutama selama ketegangan atas pandemi virus corona sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita milik pemerintah KCNA, Jumat (30/10/2020).
Insiden pembunuhan tersebut terjadi ketika pejabat itu hanyut ke perairan Korut. Pejabat tersebut lalu ditemukan oleh tentara Korut dan ditembak mati sebagaimana dilansir dari AFP.
"Oleh karena itu, kesalahan pertama terletak di sisi selatan (Korsel). Ini adalah sikap kami yang tidak berubah-ubah," tambahnya.
Pyongyang sebelumnya telah mengakui bahwa sekitar 10 peluru telah ditembakkan ke pria tersebut.
Seteleh itu, korban tidak nampak lagi sejak saat itu.
Pembunuhan itu memicu kemarahan di Seoul, ibu kota Korsel.
Bahkan, Pemimpin Korut Kim Jong Un mengungkapkan penyesalannya atas kematian pejabat perikanan tersebut.
Pejabat militer Korsel mengatakan pria itu diinterogasi saat berada di dalam air selama beberapa jam dan menyatakan keinginannya untuk membelot.
Namun pria tersebut dibunuh setelah ada "perintah dari atasan".
Mereka juga mengatakan tentara Korut menuangkan minyak ke tubuh korban dan membakarnya.
Di sisi lain, Pyongyang menyatakan perangkat apung pejabat itu dibakar sesuai dengan peraturan darurat virus corona.
Dalam pernyataan pada Jumat, KCNA mengatakan bahwa sejak saat itu Korut telah mencoba yang terbaik untuk mengambil mayat pejabat tersebut dari perairan.
Namun, mereka mengakui usahanya tidak berhasil dan mengungkapkan penyesalan mereka.
Para pengamat mengatakan Korut berusaha menenangkan Korsel setelah insiden penembakan tersebut.
Insiden itu adalah pertama kalinya Korut membunuh seorang warga negara Korsel dalam 10 tahun terakhir.
Namun, sentimen itu kembali bergema pada Jumat.
"Kami tidak ingin melihat terulangnya preseden yang tidak menyenangkan di mana insiden yang tidak disengaja menyebabkan hubungan utara-selatan menjadi bencana. Ini adalah pendirian kami," kata KCNA.
"Kami menyesal untuk ini dan telah memutuskan untuk mengambil tindakan yang diperlukan berkelanjutan di masa depan, juga, di bidang yang relevan," tambahnya.
Namun, KCNA menanbahkan Seoul dianggap menghina itikad baik dari Korut pasca-insiden tersebut.
“Segala macam fitnah terhadap DPRK telah melampaui toleransi", sambung KCNA menggunakan singkatan resmi Korut.
Pesan itu datang ketika hubungan antara Korut dan Korsel yang membeku dan di tengah kebuntuan negosiasi nuklir antara Pyongyang dan Washington.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bunuh Pejabat Korea Selatan, Korea Utara Justru Salahkan Seoul"