Dengan tegas, Indonesia selalu mengatakan "tidak" sebagai upaya enggan terlibat dalam pertempuran AS dan China.
Tekanan terbaru dari AS datang ketika Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo berusaha merayu banyak negara untuk melawan China.
AS seolah mengatakan "kamu bersama kami atau melawan kami."
Baik secara diplomatis maupun militer, China telah menanggapi AS dengan lebih intens.
AS menerbangkan ribuan misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR) setiap tahun di Laut China Selatan dan di sepanjang pantai China. Probe ini meningkat tajam tahun ini, dengan 36 pengintaian di bulan Mei, 49 di bulan Juni dan 67 di bulan Juli.
Beberapa terbang keluar dari Filipina dan Singapura. Sementara Malaysia juga telah menawarkan akses untuk mengisi bahan bakar pesawat mata-mata AS di Labuan.
Terlepas dari beberapa penolakan, negara-negara itu dinilai sejalan di mata China dan karenanya merupakan target potensial dalam konflik militer AS-China.
Di sisi lain, Taiwan secara teratur mengumpulkan intelijen udara di Laut Cina Timur dan Selatan.
AS juga mempertimbangkan untuk memasok Vietnam dengan pesawat ISR yang kemungkinan akan digunakan Hanoi untuk memantau aktivitas China dan membagikan hasilnya.
Pesawat luar angkasa ISR ini menyelidiki pertahanan China di fitur-fitur yang diduduki di Laut China Selatan dan di sepanjang pantainya untuk mencari kelemahan.