Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Demi Bebas dari Daftar Negara Pendukung Teroris, Sudan yang Krisis Rela Kuras Rp 4,9 Triliun untuk Diberikan kepada AS

Rifka Amalia - Rabu, 21 Oktober 2020 | 20:00
Kelaparan di Sudan
Tom Stoddart via Intisari

Kelaparan di Sudan

Keputusan AS juga akan membuka ratusan juta dollar AS bantuan luar negeri.

Dalam beberapa bulan terakhir, inflasi Sudan melonjak hingga lebih dari 200 persen dan nilai mata uangnya jatuh.

Baca Juga: Terlahir Komunis, Inilah Sosok Pembenci Israel Pembela Palestina, 'Leluhur' Teroris Berkedok Agama yang Siap Libas Apapun Demi Pertahankan Keyakinannya

Ali juga mengumumkan pada Selasa bahwa Sudan bekerja dengan AS untuk menyelesaikan pengadaan 1 juta ton gandum untuk mengurangi kekurangan roti akut yang telah menyebabkan antrean yang sangat panjang di luar toko roti.

Sudan ditambahkan ke daftar negara pendukung terorisme pada 1993, setelah pemerintah Al Bashir melindungi almarhum pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, dan kelompok teroris.

Negara itu juga terlibat dalam serangan mematikan pada 2000 di USS Cole Angkatan Laut AS di lepas pantai Laut Arab Yaman, pemboman kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania pada 1998, dan upaya pembunuhan pada 1994 terhadap mantan presiden Mesir Hosni Mubarak di Ethiopia.

Baca Juga: Gerakan Bawah Tanah Mossad Israel, Perangi Hizbullah Lebanon dari Balik Layar

Desakan normalisasi

Para analis mengatakan bahwa pemerintahan Trump mungkin mencoba membujuk Sudan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, yang imbalannya adalah menghapus namanya dari daftar terorisme, yang menyebabkan perpecahan dalam pemerintahan transisi.

Sudan tidak berbatasan dengan Israel, tetapi secara konsisten terlibat dalam konflik Arab-Israel untuk memperjuangkan hak-hak Palestina dan membantu Mesir, tetangga utaranya yang memerangi Israel, dalam 4 kali perang dari 1948 hingga 1973.

"Perpecahan sangat mungkin terjadi antara komponen militer dan sipil pemerintah terkait masalah normalisasi hubungan dengan Israel," kata analis Sudan Rasha Awad.

“Diduga secara luas bahwa kesepakatan antara Washington dan para jenderal tertinggi Sudan telah tercapai untuk meluncurkan proses normalisasi segera, setelah nama Sudan dicabut dari daftar," perkiraannya.

Source :Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x