Ironisnya, persentase penganggutan pemuda yang lulus perguruan tinggi adalah 20 persen.
Sensus Laporan Analisis Pendidikan melaporkan bahwa pemuda yang tidak bekerja dan tidak berpendidikan atau tidak memiliki pelatihan persentasenya adalah 27,7 persen.
Bahkan sebanyak 53,4 persen pemuda yang telah menyelesaikan pendidikan saat pencacahan tahun 2015 tercatat tidak bekerja.
Tingginya pengangguran di Timor Leste setidaknya disebabkan dua hal.
Kesempatan kerja dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja memang sangat minim.
Tidak adanya pekerjaan bagi kaum muda telah banyak diberitakan di media Timor Leste dan disoroti oleh organisasi masyarakat sipil.
Kini pun banyak orang-orang dari Timor Leste yang memilih menjadi pekerja migran di Inggris dan pekerja musiman di Australia.
Selain itu banyak pemuda di Timor Leste memilih program kerja sementara di Korea.
Bahkan yang tambah miris, banyak perusahaan dalam negeri di Timor Leste yang kesulitan mencari pekerja sesuai dengna kebutuhan mereka.