Tong dan koleganya mencurigai virus corona sensitif terhadap beberapa protein antivirus terkenal dalam susu, seperti laktoferin.
Tetapi mereka tidak menemukan satu pun protein yang bekerja seperti yang diharapkan.
Sebaliknya, mereka mengatakan bahan yang paling mirip dengan komposisi sebagai penghambat virus adalah whey, yang mengandung beberapa protein berbeda.
Whey dari sapi dan kambing, bisa menekan strain virus yang hidup sekitar 70 persen, menurut studi yang dilakukan Tong.
Sebagai pembanding, efikasi whey manusia mencapai 100 persen.
ASI mampu menghilangkan virus dalam jenis sel yang lebih luas, tetapi para peneliti mengatakan tidak jelas apa yang menyebabkan perbedaan tersebut.
Tong dan koleganya mengatakan mereka belum menemukan tanda-tanda bahaya yang disebabkan oleh ASI, yang "mendorong proliferasi sel" saat membunuh virus.
Beberapa orang tua diketahui menggunakan ASI sumbangan untuk memberi makan bayi mereka, yang seringkali dipasteurisasi untuk menghilangkan potensi kontaminasi.
Namun, tim China menemukan bahwa memanaskan susu hingga 90 derajat selama 10 menit dapat menonaktifkan protein whey.