Kang Emil juga mengatakan, pengambilan darah ini tidak bisa hanya dilakukan sekali, tapi dua kali.
Pengambilan darah yang kedua rencananya akan dilakukan bulan Desember 2020.
"Pengambilan darah yang kedua itu final. Setelah itu akan diteliti kemungkinan hasil akhirnya. Mohon doanya bahwa pengambilan darah pertama hasilnya bagus, dan pengambilan darah kedua Desember nanti juga hasilnya bagus, mengkonfirmasi kesuksesan vaksin," katanya.
Seharusnya, kata Kang Emil, baru setelah Desember itu akan ada dua kemungkinan, yakni mulai produksi vaksin atau tidak.
Berdasarkan prosedurnya, setelah Desember masih ada tiga bulan, sampai Maret, untuk pengecekan dampak kesehatan dari peserta uji klinis vaksin.
"Tapi karena urgensi dan emergensi Covid-19 ini luar biasa, kemungkinan sampai Desember ada kesimpulan.
Kalau kesimpulannya baik, sambil berproses menuju Maret mungkin produksi vaksin yang kita lakukan bisa kita mulai di Bio Farma," katanya.
Emil mengatakan memang sudah ada merek vaksin-vaksin lain yang akan datang ke Indonesia, tapi jumlahnya terbatas dan tidak diproduksi di dalam negeri.
Itu sebabnya, dari semua vaksin yang ada ini, yang paling bisa diandalkan adalah yang diproduksi di Bio Farma.
"Diproduksi di dalam negeri dengan jumlah kapasitas sesuai yang kita harapkan, dengan puluh atau ratus juta, dikali dua kali suntikan.