Kebijakan itu diambil sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan negaranya di tengah ancaman pandemi Covid-19.
Dilansir dari The Oekusi Post, salah satu program pemerintah Timor Leste yang saat ini dipimpin oleh Perdana Menteri Taur Matan Ruak adalah mengelabui petani.
Tindakan mengelabui tersebut dilakukan dengan mengatakan pada petani bahwa pemerintah akan mempromosikan hasil pertaniannya.
Namunternyata anggota pemerintahan memilih menerima beras impor dari luar negeri yang sudah tidak bergizi lagi.
Mereka dengan berani memamerkan beras impor tersebut untuk dijadikan ketahanan pangan nasional.
Padahalberas yang diimpor tersebutsudah berkurang kadar gizinya.
Timor Leste telah rela mengeluarkan uang ribuan dollar AS untuk membeli beras rusak tersebut.
Indeks Kelaparan Global pada tahun 2017 mengkategorikan Timor Leste sebagai negara dengan tingkat kelaparan yang “serius”.
Situasi ini merupakan akibat langsung dari sejumlahpermasalahan di Bumi Lorosae.
Sebut saja produktivitas pertanian yang buruk, pendapatan yang rendah, infrastruktur yang belum berkembang dan kerentanan pasokan pangan Timor-Leste terhadap dampak harga pangan global dan variasi iklim.