Sosok.ID- Dikenal sebagai salah satu negara termiskin di dunia, Timor Leste justru diperkirakan bakal lebih dulu keluar dari jurang ekonomi akibat pandemi.
Bahkan Timor Leste dipastikan tidak akan mengalami banyak kerusakan, jika dibandingkan dengan negara-negara tetangganya termasuk Indonesia.
Fredrik Sjöholm, Profesor di Departemen Ekonomi, Universitas Lund, Swedia, dalam tulisannya berjudul 'Rute Pembangunan yang Berbahaya Bagi Timor-Leste' berbicara soal Timor Leste.
Melansir East Asia Forum (19/9/2020), Di bidang politik, konflik lama antara mantan perdana menteri Mari Alkatiri dan Xanana Gusmao terus menimbulkan perombakan parlemen, kebuntuan politik, dan ketidakpastian.
Bahkan, semua anggaran publik sejak 2018 telah ditunda sehingga menyebabkan penurunan belanja publik.
Situasi politik Timor Leste berubah awal tahun ini dengan runtuhnya koalisi Gusmao, dan partai Fretilin Alkatiri bergabung dengan pemerintah pada bulan Juni.
Pemerintah sekarang sejajar dengan mayoritas parlemen dan mendapat dukungan presiden, yang mana bisa menjadi awal dari stabilitas yang lebih baik dan ketidakpastian politik yang berkurang, tetapi situasinya tetap rapuh.
Pertumbuhan ekonomi tahunan hanya sebesar 3 persen dalam beberapa tahun terakhir dan diperkirakan akan tetap rendah di tahun-tahun mendatang.
Kondisi ekonomi tersebut jauh dari pertumbuhan yang dibutuhkan untuk menjadikan Timor-Leste sebagai negara berpenghasilan menengah pada tahun 2030, seperti yang dinyatakan dalam Rencana Pembangunan Strategisnya.
Kini, banyak orang Timor Leste masih hidup dalam kemiskinan yang parah hampir dua dekade setelah kemerdekaan.