Follow Us

Ngotot Pertahankan Klaimnya yang Jelas-jelas Ditentang Dunia, Kapal Coast Guard China Lagi-lagi Nyelonong Masuk ke Perairan Natuna, Mungkinkah Tiongkok Ingin Rebut 'Harta Karun' Ini?

Dwi Nur Mashitoh - Minggu, 13 September 2020 | 16:00
Kepulauan Natuna di Provinsi Kepulauan Riau
Dok. KOMPAS TV via Kompas.com

Kepulauan Natuna di Provinsi Kepulauan Riau

Baca Juga: Lagaknya Tawarkan Proposal Kekuatan Gabungan di Laut China Selatan, Nyatanya China hanya Galagasi ke Indonesia, Bakal Selalu Bermuka Dua hingga Berhasil Kuasai Perairan Natuna

Melainkan ada pula cadangan minyak dan gas (migas) yang tersimpan di dalamnya.

Melansir dari Harian Kompas, 23 Juli 2016, Haposan Napitupulu, mantan Deputi Badan Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas menyebutkan bahwa, Perairan Natuna menyimpan cadangan minyak dan gas (migas) yang sangat besar.

Salah satu blok migas yang menyimpan cadangan terbesar di Natuna adalah lapangan gas Natuna D-Alpha dan lapangan gas Dara yang kegiatan ekplorasinya telah dilakukan sejak akhir 1960-an.

Kal itu, salah satu perusahaan migas asal Italia, Agip, melakukan survei seismik laut yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan 31 pengeboran eksplorasi.

Baca Juga: Rayuan Mautnya Tak Mempan Bujuk Indonesia, Tiongkok Kini Pindah Haluan Pepet Negara Tetangga Tawarkan Kerja Sama Perdamaian di Laut China Selatan

Dari kegiatan tersebut, berhasil ditemukan cadangan migas terbesar dalam sejarah permigasan Indonesia selama 130 tahun terakhir.

Dengan cadangan gas 222 triliun kaki kubik (TCF) dan 310 juta bbl minyak, dengan luas 25 x 15 km persegi serta tebal batuan reservoir lebih dari 1.500 meter.

Sayangnya, sejak ditemukan pada 1973, lapangan gas D-Alpha ini masih belum bisa dieksploitasi.

Sebab, adanya kandungan gas CO2 yang mencapai 72 persen membutuhkan biaya yang sangat tinggi untuk mengatasinya.

Baca Juga: Baru Kemarin Sore Kim Jong Un Kirim Pasukan untuk Tembak Mati Siapapun yang Ada di Perbatasan China Demi Hentikan Covid-19, Korea Utara Dikabarkan Sedang Latihan untuk Gelar Parade Militer Besar-besaran di Pyongyang

Pada 1980, pengelolaan blok ini digantikan oleh Esso dan Pertamina.

Source : Kompas.com, Harian Kompas

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest