"Saya sadar perbuatan saya sangat salah. Cuma kemarin memang anak saya merengek minta HP. Soalnya anak saya sudah 10 hari ketinggalan pelajaran," ujar A di rumahnya di Desa Jati, Kecamatan Tarogong Kaler.
A sehari-hari bekerja sebagai buruh tani. Penghasilannya per hari hanya Rp 50 ribu.
"Saya jujur gelap mata. Makanya saat lihat ada HP di rumah itu, langsung saya ambil," katanya yang dikutip dari TribunJabar.id. (*)