Sekitar 50 prajurit dari 25 pos penjagaan perbatasan yang ada di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mendapat tugas tambahan selain menjaga keamanan wilayah NKRI.
Para prajurit tersebut ditugaskan untuk menjadi pengajar atau guru dadakan bagi anak-anak sekolah di kampung-kampung sekitar perbatasan.
Tugas tersebut adalah salah satu hal yang bisa dilakukan oleh prajurit TNI di tengah pademi virus corona yang membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan beberapa bulan ini.
Oleh kesadaran tersebut, para prajurit TNI di perbatasan tersebut akhirnya memilih mengambil tanggung jawab untuk tetap memberikan pembelajaran pada anak-anak di sekitar pos penjagaan.
"Setiap pos kita tugaskan dua prajurit untuk mengajar door to door. Mereka kami belikan papan tulis kecil dan spidol. Jadi sekarang bekal mereka bukan hanya ransum dan senjata, tapi papan tulis dan spidol juga," ujar Yordania kepada Kompas.com, Jumat (31/7/2020).
Tak sembarangan, ternyata ke-50 prajurit bersenjatakan spidol dan papan tulis tersebut ternyata memiliki sertifikat mengajar dari Dinas Pendidikan.
Dengan talenta tambahan selain sebagai prajurit pelindung negara, 50 anggota TNI tersebut juga mahir mengajar mata pelajaran tanpa diragukan lagi.
Prajurit-prajurit tersebut setiap hari senantiasa berpatroli sembari berhenti sejenak untuk mengajar anak-anak sekolah di sana.
Para prajurit harus berjalan kaki jauh atau menempuh alur sungai dan jalur ekstrem lainnya untuk sampai ke rumah penduduk.