Meski dihadapkan dengan kesulitan untuk bisa mengemban tugas tersebut, para prajurit itupun tak merasa terhambat.
"Hambatannya hanya satu, pandemi ini tidak selesai-selesai. Sebagai prajurit TNI, kita harus memikirkan pendidikan generasi muda, makanya kita berbuat sebisanya di luar tugas teritorial yang diamanahkan ke kita," kata Yordania.
Selain di rumah warga, setiap pos jaga Satgas Pamtas terbuka juga difungsikan untuk kebutuhan belajar mengajar.
Sinyal yang kuat di setiap pos tidak hanya dimanfaatkan warga sekitar untuk berkomunikasi dengan kerabat yang jauh, tetapi juga menjadi lokasi favorit anak-anak di perbatasan ketika mengikuti belajar menggunakan sistem online .
"Seperti di Pos Sumantipal, pelajar putri pakai perahu ketinting datang ke pos menumpang sinyal untuk belajar online. Kita terbuka dan memang sinergitas dengan masyarakat harus diperkuat," kata dia.
Tak sampai disitu saja, Yordania menambahkan bahwa sebagai prajurit TNI, ia menginginkan ada semangat dari prajuritnya dalam tugas yang berkaitan dengan masa depan bangsa tersebut.
"Tiba-tiba ada masyarakat datang melaporkan prajurit saya mencetak anak berprestasi di sekitar pos tanpa saya tahu dan tanpa dokumentasi. Saya berharap ada yang seperti itu," kata Yordania.
Meski Dinas Pendidikan setempat belum berani untuk membuka sekolah-sekolah di tengah pandemi seperti ini, prajurit TNI seperti penuturan Yordania mengungkapkan siap membantu dalam memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak di perbatasan.
Baca Juga: Hari Ini dalam Sejarah : Aksi Koboi F-18 US Navy di Langit Bawean Dicegat F-16 TNI AU
"Kita tidak mau ambil risiko dulu, kita pilah-pilah sekolah di mana saja yang bisa dilakukan pembelajaran tatap muka. Nanti kalau sudah kita petakan, kita rembug dengan Gugus Tugas dan keluar SK Bupati, baru kita coba mulai belajar normal," ujar Kepala Dinas Pendidikan Nunukan Junaedi. (*)