Follow Us

Keterlaluan! Setelah Muslim Uighur, Budha di Tibet dan Umat Kristen, China Gempur Vatikan Diduga Bagian dari Rencana Komunisme

Rifka Amalia - Jumat, 31 Juli 2020 | 09:15
Pusat Kota Vatikan
Creative Commons

Pusat Kota Vatikan

Sosok.ID - China, seolah tak lelah menyikut negara-negara di dunia. Kali ini, negeri yang dipimpin oleh Xi Jinping melibatkan spionasi siber atau spionase online.

Namun tidak seperti biasanya, bukan AS atau musuh-musuh Tiongkok yang jadi sasaran.

Justru, negara kecil yang dipimpin oleh Paus Fransiskus Benediktus ini yang jadi sasaran.

Benar, Vatikan menjadi negara yang harus mendapat kerugian setelah menjadi sasaran mata-mata siber China.

Baca Juga: Kantor Konsulatnya Ditutup Oleh Pemerintah China, AS Kirim Jet Tempur Mendekati Shanghai, Ketegangan Semakin Memuncak!

Rupanya, serangan China bukanlah serangan mendadak begitu saja.

Negara pimpinan Xi Jinping itu memiliki ketegangan dengan Vatikan semenjak negosiasi sensitif September lalu.

Negosiasi itu adalah mengenai pembaruan kesepakatan rahasia mengenai pengelolaan Gereja Katholik di China.

Xi Jinping mungkin telah mencari keuntungan, lewat bantuan orang dalam untuk mengetahui rencana Vatikan mendekati tawar menawar dengan China.

Baca Juga: Gejolak Perang Mulai Terasa, Negara Sekelas Vietnam Saja Sampai Rela Ngutang Rp36 Miliar untuk Rombak Kekuatan Militernya, Tak Sudi Dipecundangi China

Hal itu berdasarkan laporan yang dirilis Selasa lalu oleh Recorded Future, firma intel untuk ancaman antar negara.

Nama grup yang dicurigai antara lain Mustang Panda dan RedDelta, yang mengingatkan kepada dunia sekte pemujaan lengkap dengan jubah dan belati seperti yang ada pada Gereja Katholik zaman pertengahan.

Kala itu, Paus kirim utusan-utusan kuat ke pengadilan kerajaan di seluruh dunia.

Namun laporan itu seperti merujuk cerita-cerita Dan Brown mengenai Gereja Katholik zaman pertengahan daripada analisis data yang selektif.

Baca Juga: Inilah Wujud 5 Tempat yang Diklaim Mampu Selamatkan Manusia dari Kiamat, Salah Satunya di China

Laporan itu menuduh China menggunakan program perangkat lunak berbahaya untuk masuk ke dalam jaringan internal Vatikan.

"Riset kami temukan kampanye mencurigakan didukung negara China yang menarget pejabat-pejabat Gereja Katholik kelas tinggi sebelum pembaruan perjanjian China-Vatikan pada September 2020 mendatang," tulis para analis dari Recorded Future di laporannya.

Bagian dari rencana komunisme

Menarget Vatikan rupanya disebutkan sebagai langkah China untuk bisa mengatur gereja Katholik yang ada di China.

Baca Juga: Beijing Bercanda? F-22 Raptor Amerika Bakal Kewalahan Hadapi J-20 China

Perlu diketahui pemimpin gereja Katholik yang ada di China tidak disetujui oleh lembaga negara China Patriotic Association.

Status gereja-gereja itu dan pertanyaan mengenai siapa yang memiliki kuasa untuk menunjuk pemimpinnya adalah pusat negosiasi antara China dan Vatikan.

China sendiri juga memperhatikan detail opini gereja tersebut terkait protes pro-demokrasi di Hong Kong.

Juru bicara Vatikan menolak untuk berkomentar.

Baca Juga: Ala Perang Dingin, China Rapatkan Barisan dengan Rusia untuk Lawan Amerika

Sementara itu Kementerian Luar Negeri China tidak segera merespon permintaan berkomentar.

Namun dari New York Times yang pertama kali kabarkan berita ini, mengatakan jika pejabat China menyangkal berita itu dan menuduh itu sebagai "spekulasi tanpa dasar".

Mirip dengan yang dialami Muslim Uighur

Kesadaran bahwa China dicurigai membajak beberapa negara telah menjadi tuduhan pelanggaran HAM melawan kelompok religius minoritas.

Baca Juga: Amerika Bisa Deteksi Semua Pergerakan Militer China dari Jepang

Kasus ini sama terjadi dengan Muslim Uighur, kaum Budha di Tibet dan para umat Kristen.

"Tekanan yang disponsori oleh negara melawan semua agama terus meningkat," ujar Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Juni kemarin, ketika Kementerian Luar Negeri AS merilis laporan mereka mengenai kebebasan beragama di negara-negara di seluruh dunia.

"Hukuman massal yang dihadapi oleh muslim Uighur di Xinjiang terus berlanjut, demikian pula dengan tekanan yang dihadapi para umat Budha di Tibet serta Falun Gong dan kaum Kristen," ujar Pompeo.

Baca Juga: Banyak Negara Membenci China Lantaran Suka Klaim Sana-sini, Nyatanya China Pernah Menjadi Negara Terbaik yang Dukung Palestina, Beri Pasokan Senjata Untuk Gempur Israel

Bagaimana bisa sampai ketahuan

Grup peneliti di dalam Recorded Future memperhatikan baik-baik "aktor ancaman" online, termasuk pembajak yang disponsori negara di China.

Salah seorang analis Recorded Future yang namanya tidak boleh disebutkan mengatakan "tindakan China ini umum dan telah terjadi beberapa tahun."

Metode pembajaknya juga tidak terlalu canggih, satu libatkan taktik phising, yang rupanya efektif.

Baca Juga: PLA Navy Latihan Menembak dengan Rudal Anti Kapal Dong Feng, US Navy Waspada

Yang lain gunakan surat berduka cita dari Kardinal Pietro Parolin, Menteri Luar Negeri Vatikan, kepada pemimpin gereja di Hong Kong.

Pemimpin gereja di Hong Kong penting dalam negosiasi mendatang itu.

"Tidak jelas apakah surat itu palsu atau memang dokumen resmi yang berhasil mereka dapatkan dan digunakan untuk menyerang gereja di China," tulis laporan tersebut.

Peretas lainnya adalah RedDelta, yang juga disponsori oleh pemerintah. Vatikan sendiri telah diberitahu mengenai hal ini.

Artikel ini telah tayang di Intisari.ID dengan judul: Memang Sering Bikin Ulah, Tapi Polah Tiongkok Ini Benar-benar Keterlaluan Sampai Negara Sesuci Vatikan Jadi Korbannya, Rupanya Karena Permasalahan Sensitif Ini China Berani Nakal

(Maymunah Nasution)

Source : Intisari Online

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest