Baca Juga: Ala Perang Dingin, China Rapatkan Barisan dengan Rusia untuk Lawan Amerika
Sementara itu Kementerian Luar Negeri China tidak segera merespon permintaan berkomentar.
Namun dari New York Times yang pertama kali kabarkan berita ini, mengatakan jika pejabat China menyangkal berita itu dan menuduh itu sebagai "spekulasi tanpa dasar".
Mirip dengan yang dialami Muslim Uighur
Kesadaran bahwa China dicurigai membajak beberapa negara telah menjadi tuduhan pelanggaran HAM melawan kelompok religius minoritas.
Baca Juga: Amerika Bisa Deteksi Semua Pergerakan Militer China dari Jepang
Kasus ini sama terjadi dengan Muslim Uighur, kaum Budha di Tibet dan para umat Kristen.
"Tekanan yang disponsori oleh negara melawan semua agama terus meningkat," ujar Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo Juni kemarin, ketika Kementerian Luar Negeri AS merilis laporan mereka mengenai kebebasan beragama di negara-negara di seluruh dunia.
"Hukuman massal yang dihadapi oleh muslim Uighur di Xinjiang terus berlanjut, demikian pula dengan tekanan yang dihadapi para umat Budha di Tibet serta Falun Gong dan kaum Kristen," ujar Pompeo.
Bagaimana bisa sampai ketahuan
Grup peneliti di dalam Recorded Future memperhatikan baik-baik "aktor ancaman" online, termasuk pembajak yang disponsori negara di China.