Ia baru akan mengakhiri pertapaannya di Dieng setelah memperoleh petunjuk atau ilham.
Sebagaimana ia mengawali menjalankan tugas tersebut, puluhan tahun silam.
Karena Mbah Fanani tidak bisa diajak komunikasi, sebagian masyarakat berspekulasi dan memunculkan mitos perihal pertapaannya.
Cerita yang berkembang di masyarakat, Mbah Fanani akan mengakhiri pertapaannya bersamaan ketika Dieng tenggelam.
Ia akan pulang dari pertapaannya menaiki perahu.
Tentu saja mitos itu tidak benar dan dibantah oleh Eyang Fanani.
Mbah Fanani menjelaskan masa pertapaannya berakhir sambil memberi isyarat dengan merapatkan jari-jari tangan.
Lalu menggerakkannya naik turun.
Maksud isyarat tersebut, kata Veti, ada tahapan-tahapan dalam laku tapa Mbah Fanani.
"Ada orang yang salah mengartikan, isyarat itu dipahami menyerupai gerakan perahu. Sehingga ceritanya dilebihkan Mbah Fanani akan pulang pakai perahu," katanya.
Masa tapa yang telah dijalani Mbah Fanani rupanya lebih lama dari yang disebut selama ini.