"Setiap hari saya mencari keberadaan anak. Hasilnya nihil terus. Banyak teman saya dan orang yang curiga sama NK, tapi tidak ada bukti sehingga saya pasrah pada Yang Maha Kuasa," jelasnya.
Seminggu setelah hilangnya S, Nanang mendapatkan informasi adanya penemuan mayat di Jalan Dr Sutomo, Kelurahan Noyontaansari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan.
Saat ditemukan, mayat tersebut tidak ada identitasnya dan bahkan sudah tidak bisa dikenali karena tubuhnya sudah dikerubungi belatung.
"Penemuan mayat tersebut pada tanggal 24 April 2020. Tugas saya kan sebagai pekerja sosial dan selalu mengurusi ketika ada mayat ditemukan tanpa identitas. Pada saat ditemukan, saya membatin tinggi badan dan kulit kakinya sama seperti anak saya, tapi wajah tidak bisa dikenali karena kulit sudah mengelupas dan banyak belatung. Lalu, kepala saja sudah hampir lepas," kata Nanang.
Dia menambahkan, pada saat jenazah itu dimandikan dan dishalatkan, dia terus teringat pada S.
Saat di TPU, biasanya mayat tanpa identitas diberikan nisan dari bambu biasa.
Akan tetapi, terhadap jenazah tersebut, Nanang memberikan batu nisan dan menuliskan tanda X di batu nisan tersebut.
"Begitu spesial sekali saya perlakukan mayat tersebut, saya belikan batu nisan dan saya juga terus berdoa di pusara anak tanpa identitas tersebut. Saya sering ke sana karena saya rindu dengan anak saya," katanya, mengenang dan tak menyangka bahwa mayat yang dimakamkan tersebut adalah anak kandungnya sendiri.
Akhirnya Nanang tahu bahwa sosok mayat yang ia semayamkan tersebut adalah S sang anak yang telah lama menghilang.