Follow Us

Pasukan Khusus Kopassus Bisa Bikin Pentagon Ngacir Ketakutan, Berbekal Ilmu Debus Kebal Tusukan Parang AS Langsung Gelagapan

Rifka Amalia - Sabtu, 04 Juli 2020 | 18:42
Tak Peduli Perwira, Bintara Atau Tamtama : Tetap Tentara, Berikut Besaran Gaji Ketiganya di TNI
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO

Tak Peduli Perwira, Bintara Atau Tamtama : Tetap Tentara, Berikut Besaran Gaji Ketiganya di TNI

Sosok.ID - Ketika tahun 1980-an ABRI/TNI hendak membentuk pasukan khusus yang antara lain memiliki kemampuan antiteror.

Satuan pasukan khusus dari berbagai negara pun dijadikan sebagai referensi.

Indonesia mengambil referensi seperti ilmu pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis, dan pasukan khusus Korea Selatan.

Satuan-satuan di atas banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI.

Baca Juga: Tentara Zionis Semena-mena Gempur Palestina, Tapi Tak Jarang Jatuh Dipecundangi Indonesia, Ini Alasan TNI Lebih Unggul dari Militer Israel!

Teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu kemudian direkomendasikan oleh Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi Letjen TNI LB Moerdani untuk segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.

Pasalnya semua teknik yang diramu dari berbagai ‘aliran’ pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang sangat profesional.

Profesional yang dimaksud oleh Letjen Benny adalah tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih bisa melaksanakan misinya hingga tuntas meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.

Baca Juga: Kisah Luhut B Pandjaitan, Tak Pernah Jadi Danjen Kopassus Tapi Bisa Miliki Pengaruh Besar, Ternyata Sosok Ini yang Berpengaruh: Saya Menerima Konsekuensi...

Dengan kata lain, kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam pertempuran.

Melainkan oleh kemampuan personel dalam penguasaan ilmu beladiri, penggunaan senjata tajam, dan keterampilan penggunaan senjata api yang tidak dilengkapi teknologi serba canggih.

Pertarungan sangkur pasukan Marinir TNI AL
A Winardi

Pertarungan sangkur pasukan Marinir TNI AL

Demi mencetak pasukan khusus yang dalam misi tempurnya tidak terlalu tergantung pada teknologi, Letjen LB Moerdani melarang pasukan-pasukan khusus AS untuk dipergunakan sebagai referensi.

Hingga saat ini pasukan-pasukan khusus AS seperti Green Berets, Navy Seal, Delta Force, SWAT, dan lainnya memang selalu tergantung kepada teknologi militer untuk mendukung operasi tempurnya.

Baca Juga: Keberanian Pratu Suparlan, Personel Korps Baret Merah Melawan Puluhan Musuh Hanya Bersenjatakan Belati Komando

Misalnya, untuk melakukan pertempuran malam hari, semua pasukan khusus AS sangat tergantung kepada teropong pelihat malam (Night Vision Google/NVG) sehingga bisa melihat targetnya dalam gelap.

Tapi bagi pasukan khusus seperti Kopassus, untuk melihat dalam gelap tidak perlu NVG karena mereka sudah dibekali ilmu beladiri pernapasan Merpati Putih sehingga bisa ‘melihat’ dalam gelap.

Setiap prajurit Kopassus juga mampu menembak tepat layaknya sniper tanpa dibantu oleh teropong dalam jarak minimal 300 meter, sedangkan pasukan khusus AS umumnya bisa melakukannya dengan bantuan teropong.

Baca Juga: HUT ke-68 Kopassus, Sepak Terjang Satuan Khusus Korps Baret Merah Sarat Pengalaman Tempur di Berbagai Palagan Konflik

Pasukan khusus AS yang umumnya berbadan besar kadang merasa superior dibandingkan pasukan khusus TNI yang berbadan lebih kecil.

Tapi para pasukan khusus AS itu menjadi tidak berkutik ketika ilmu debus pasukan khusus TNI mulai dikeluarkan.

Peragaan ilmu kebal pasukan TNI
Istimewa

Peragaan ilmu kebal pasukan TNI

Selain menjadi kebal oleh sabetan senjata tajam, berkat ilmu debus yang dikuasai, seorang pasukan khusus AS yang berbadan raksasa hanya bisa kebingungan.

Pasalnya ketika pasukan khusus AS itu di suruh berdiri di atas selembar kertas koran dan kemudian diangkat oleh dua pasukan khusus TNI sambil mengerahkan tenaga dalamnya, dia bisa terangkat dengan mudah.

Baca Juga: Dulu Sebut Indonesia Penjajah Kini Merengek Minta Bantuan, Kisah Xanana Gusmao Kala Dibekuk Tim Pemburu Kopassus

Namun, yang paling mudah untuk membuat 'klenger' para pasukan khusus AS adalah ketika dalam latihan jungle survival mereka disuguhi buah durian.

Tak ada seorang pun pasukan AS berani makan durian sementara pasukan khusus TNI bisa menyantap semua durian penuh gairan dan suka cita.

Berkat kemampaun pasukan khusus Indonesia yang tiap personelnya menguasai ilmu beladiri dan tenaga dalam itu, sesungguhnya telah membuat para jenderal di markas besar militer AS, Pentagon ketakutan.

Baca Juga: Bak Film Rambo, Prajurit Kopassus Ini Nekat Hadapi Puluhan Musuh Hingga Lawan Lari Terbirit-birit

Para jenderal di Pentagon yakin, pasukan khusus Indonesia menguasai ‘ilmu hantu’, sementara pasukan khusus AS sama sekali asing dengan ilmu kebatinan tersebut.

Oleh karena itu, jika dalam latihan bersama para pasukan khusus TNI mulai menerapkan ilmu kanuragannya (beladiri dan tenaga dalam), misalnya makan beling sewaktu mempraktekkan ilmu debus, benar-benar membuat para pasukan khusus AS sama sekali tak berkutik.

Maka menjadi masuk akal jika dalam pertempuran melawan pasukan khusus TNI, para pasukan khusus AS yang bertempur tanpa menggunakan teknologi militer canggihnya, bisa dengan mudah dikalahkan.

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Bikin Pentagon Ketakutan, TNI dengan Mudah 'Lumpuhkan' Pasukan AS dengan 'Ilmu Hantu,' dari Debus Tenaga Dalam hingga Kebatinan yang Buat Terheran-heran"

(Muflika Nur Fuaddah)

Source : Intisari Online

Editor : Rifka Amalia

Baca Lainnya

Latest