Sosok.ID - Belum lama ini sejumlah orang menyerbu lokasi karantina Rusun Ne'e Desa Sanggaoen, Kecamatan Lobalain, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ternyata kedatangan warga tersebut lantaran tak terima hasil rapid test salah satu anggota keluarganya.
Bagaimana tidak, salah satu anggota keluarganya dikabarkan raktif atas rapid test yang ia lakukan.
Tapi bukan reaktif virus corona, melainkan reaktif hamil.
Baca Juga: 45 Tahun Arungi Pasang Surut Rumah Tangga, Biduk Cinta Pria dan Wanita Ini Kandas karena Kucing
Awalnya insiden ini bermula saat seorang pria asal Kabupaten Rote Ndao bernama Ariyanto Boik menjalani isolasi di rumah susun setempat.
Ariyanto memang memiliki riwayat perjalanan dari wilayah zona merah atau beririko belum lama ini.
Namun saat mengikuti rapid test yang diadakan oleh pihak pemerintah setempat tersebut ia mengalami hal yang tak wajar.
Dirinya dan keluarga dikejutkan dengan hasil tets yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
Berdasarkan laporan yang didapat Ariyanto dan keluarga yang merupakan hasil laboratorium rumah sakit setempat, hasil rapid testnya menunjukkan reatif hamil.
Sontak laporan itupun membuat dirinya dan keluarga terkejut lantaran geram dengan kesalahan tersebut.
Mereka pun akhirnya menggeruduk lokasi karantina yang mengadakan rapid test tersebut.
Mereka ingin meminta penjelasan dari petugas perihal hasil reaktif hamil tersebut.
"Kami minta petugas jangan main-main dengana penyakit ini, karena sudah memakan banyak korban," kata salah seorang anggota keluarga, Naomi Toulasik yang dikutip dari Kompas.com.
Ia menduga, petugas medis di Rusun Ne'e tak menjalankan tugas dengan baik.
Sehingga antara tujuan pemeriksaan dengan hasilnya tidak sejalan.
Sementara, kakak kandung Ariyanto, Ferdinan Boik membenarkan pihak keluarga telah mendatangi lokasi karantina.
Namun ketika ditanya mengenai hasil rapid test yang dianggap membingungkan itu, petugas belum memberikan jawaban.
"Petugas hanya pasrah saja. Katanya silakan lapor saja, di mana pun," kata dia.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Rote Nda, Widyanto P Adhy mengakui adanya kekeliruan dalam hasil rapid test Ariyanto.
"Hari ini, kami mengakui kesalahan itu dan mengoreksinya dengan menerbitkan hasil pemeriksaan laboratorium yang benar," kata dia, Sabtu (13/6/2020).
Namun, ia enggan merinci bagaima proses rapid test bisa berujung pada hasil yang membingungkan.
"Menurut saya, tidak penting diberitakan bagaimananya. Tapi yang sudah dilakukan untuk memastikan tidak terjadi kesalahan yang sama lagi," kata dia.
Adhy mengaku telah melakukan pembinaan staf serta konsolidasi internal. (*)