Follow Us

Bahaya! Kematian Akibat Corona di Amerika Telah Melebihi Korban Tewas Akibat Perang Dunia I, Skala Besar yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya

Rifka Amalia - Sabtu, 13 Juni 2020 | 18:13
Donald Trump
Mirror

Donald Trump

Sosok.ID - Hingga 13 Juni 2020, jumlah kematian akibat virus corona di Amerika Serikat telah mencapai 116.831, seperti dilaporkan worldometers.

Jumlah ini bahkan telah melebihi jumlah orang Amerika yang terbunuh selama Perang Dunia I.

Masuk dalam konflik PD I, AS memiliki angka kematian yang rendah jika dibandingkan dengan Inggris, Prancis dan Jerman.

Melansir Daily Star, Jumat (12/6/2020), sejak mendeklarasikan perang terhadap Jerman pada tahun 1917, AS kehilangan 116.516 tentara di parit, ladang dan rumah sakit di Eropa Barat.

Baca Juga: Tak Cuma Nama, Diam-diam Ruben Onsu Tempatkan Karyawan di Dapur 'I Am Geprek Bensu' untuk Curi Resep Rahasia Kulinernya, Benarkah?

Masuknya AS memperkuat posisi sekutu dan terbukti merupakan gelombang yang tidak bisa diatasi Jerman.

Saat itu, Presiden AS Woodrow Wilson mengirim jutaan orang Amerika ke benua yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.

Tetapi, bagi banyak orang di AS, keterlibatan negara dan jumlah orang Amerika yang mati di tanah yang jauh adalah harga yang tidak layak dibayar.

Baca Juga: Bak Psikopat yang Hati Nuraninya Sudah Amblas, Pria Ini Malah Asyik Ngopi Usai Gorok Leher Ibunya Sendiri hingga Tewas, Sambil Akting Sedih Adukan Jasadnya ke Tetangga

Liga Anti-Pendaftaran merasa sangat kehilangan nyawa orang Amerika sehingga mengeluarkan selebaran yang berbunyi,

“Jangan mendaftar. Negara Anda membutuhkan Anda untuk perdamaian, untuk melakukan pekerjaan yang baik dan bermanfaat, untuk mengentaskan kemiskinan dan membawa keadilan industri."

Sekarang, lebih dari 100 tahun kemudian AS kembali kehilangan nyawa pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Virus corona telah menyerang AS tanpa ampun, menewaskan penduduknya pada jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: 12 Tahun Gerak-geriknya Disorot Seorang Pria Tanpa Ketahuan, Wanita Ini Ketakutan Bukan Main Temukan Mantan Pacar Ternyata Tinggal di Loteng Rumahnya

Presiden AS Donald Trump telah berulang kali membela tindakan pemerintahannya selama pandemi.

Bulan lalu, Trump membela diri terhadap gelombang kritik atas dirinya sendiri.

Dia juga mengumumkan untuk menggunakan hydroxychloroquine, obat malaria yang tidak terbukti bermanfaat bagi penderita virus corona, namun menurut para kritikus itu justru dapat membahayakan jiwa.

Situasi ini diperburuk oleh protes atas kematian George Floyd, yang membuat AS kewalahan mengatasinya.

Baca Juga: Sama-sama Disebut Wanita Hebat, Netizen Puji Tindakan Nagita Slavina yang Tak Masalah Duduk di Lantai dan Kebesaran Hati Nikita yang Tak Ingin Temannya di Bawah

Kerusuhan pasca kematian George Floyd baru-baru ini semakin buruk.

Kerumunan besar berkumpul di seluruh negeri yang ditakutkan akan membuat penyebaran penyakit semakin luas.

Dilaporkan Mario Koran mengatakan tentang protes, “Saya harus mencatat sejauh ini risiko keamanan terbesar malam ini adalah meredam kerumunan yang disebabkan ketika polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan.

"Belum lagi menyebabkan kerumunan orang yang batuk dan tersebar di tengah pandemi."

Baca Juga: Suami Sudah Meninggal 10 Bulan yang Lalu, Wanita Ini Tiba-tiba dapat Kejutan Ulang Tahun Pernikahan dari Mendiang, Terungkap Fakta Mengharukan di Baliknya

New York, negara yang paling parah terkena dampaknya, dengan cepat mendekati 400.000 kasus dan lebih dari 30.000 kematian.

Negara-negara bagian lain dengan pusat transportasi utama, yaitu California, New Jersey, Massachusetts, Texas dan Florida juga telah mencatatkan ribuan kematian.

Penyakit ini juga telah melanda militer AS dengan lebih dari 10.000 kasus dan puluhan kematian dicatat, menurut worldmetres.info.

Trump mengatakan pada bulan Maret bahwa jika angka kematian dapat dipertahankan di bawah 100.000, itu akan menjadi tanda bahwa pemerintah telah "melakukan pekerjaan yang sangat baik".

Baca Juga: Suami Sudah Meninggal 10 Bulan yang Lalu, Wanita Ini Tiba-tiba dapat Kejutan Ulang Tahun Pernikahan dari Mendiang, Terungkap Fakta Mengharukan di Baliknya

Tonggak pencapaian itu tercapai pada 27 Mei.

Tapi, Trump memang merevisi pernyataan aslinya dan mengatakan antara 100.000 dan 200.000 akan mewakili kemenangan baginya.

Untungnya baginya, jumlah kematian telah turun sejak pandemi dimulai.

Situasi ini membuat semua 50 negara bagian mulai membuka kembali ke berbagai tingkat, meskipun beberapa negara memberlakukan jam malam dan pembatasan lainnya di tengah protes George Floyd, yang mengakibatkan kekerasan pada beberapa kesempatan.

Artikel ini telah tayang dengan judul: Diperburuk dengan Demo Kematian George Floyd, Kini Jumlah Kematian Akibat Virus Corona di AS Telah Melampaui Jumlah Kematian Akibat Perang Dunia I

(Tatik Ariyani)

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest