Virus corona telah menyerang AS tanpa ampun, menewaskan penduduknya pada jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Presiden AS Donald Trump telah berulang kali membela tindakan pemerintahannya selama pandemi.
Bulan lalu, Trump membela diri terhadap gelombang kritik atas dirinya sendiri.
Dia juga mengumumkan untuk menggunakan hydroxychloroquine, obat malaria yang tidak terbukti bermanfaat bagi penderita virus corona, namun menurut para kritikus itu justru dapat membahayakan jiwa.
Situasi ini diperburuk oleh protes atas kematian George Floyd, yang membuat AS kewalahan mengatasinya.
Kerusuhan pasca kematian George Floyd baru-baru ini semakin buruk.
Kerumunan besar berkumpul di seluruh negeri yang ditakutkan akan membuat penyebaran penyakit semakin luas.
Dilaporkan Mario Koran mengatakan tentang protes, “Saya harus mencatat sejauh ini risiko keamanan terbesar malam ini adalah meredam kerumunan yang disebabkan ketika polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan.
"Belum lagi menyebabkan kerumunan orang yang batuk dan tersebar di tengah pandemi."