Indonesia pun melayangkan keberatan diplomatik yang terus-menerus termasuk dengan mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB, kunjungan presiden ke Kepulauan untuk menggarisbawahi kedaulatan Indonesia, dan sesekali menenggelamkan kapal-kapal nelayan China.
Namun upaya itu dianggap hanya berdampak kecil pada Beijing.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyimpulkannya dengan jelas ketika masalah muncul pada awal tahun ini:
"Apakah pihak Indonesia menerimanya atau tidak, tidak ada yang akan mengubah fakta objektif bahwa Tiongkok memiliki hak dan kepentingan atas perairan terkait."
Indonesia secara sadar telah mengambil nada moderat pada sengketa wilayah antara sesama negara anggota ASEAN, termasuk Vietnam dan Filipina di satu sisi, dan China di sisi lain.
Promosi resolusi damai sengketa di Laut China Selatan juga digaungkan. Media India menyebut, mungkin China melihat masalah dengan hubungan antara Jakarta dan Washington.
Sebab Tanah Air tidak mendukung pendekatan AS ke Indo-Pasifik dan berusaha keras untuk mengembangkan konsepnya sendiri dan membuatnya didukung oleh ASEAN.
Indonesia bukan anggota Quad yang paling difitnah. Kebijakan luar negerinya terikat pada ketidaksejajaran.
Dan sebagai tuan rumah Konferensi Bandung yang bersejarah pada tahun 1955, Indonesia adalah anggota pendiri dan juara Gerakan Nonblok yang cukup diperhitungkan.