Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kala Mimpi Terakhir Habibie 'Dibekuk' Pemerintah, Proyek 2 Pesawat Anak Bangsa Gagal Mengudara, Kini Dihapuskan

Rifka Amalia - Rabu, 03 Juni 2020 | 19:35
Foto penggalangan dana untuk purwarupa pesawat rancangan BJ Habibie, R80.
Kitabisa.com/Regio Aviasi Industri

Foto penggalangan dana untuk purwarupa pesawat rancangan BJ Habibie, R80.

Sosok.ID - Mantan Presiden Indonesia sekaligus Bapak Teknologi, BJ Habibie, memiliki mimpi untuk menerbangkan pesawat buatan Indonesia.

Digagas sejak lama, almarhum gagal melihat penerbangan pesawatnya karena terlebih dulu meninggal dunia.

Lalu kini, usai kepergiannya, proyek pesawat R80, kandas di tengah jalan.

Pasalnya, pemerintah memutuskan untuk menghapus dua proyek pengembangan pesawat R80 dan N245 dan digantikan dengan produksi drone atau pesawat nirawak.

Baca Juga: Hari ini 22 Tahun Silam, Soeharto Meminta Maaf kepada Bangsa Indonesia hingga Bicara Makna Demokrasi Sesungguhnya

Melansir Antara, Sabtu (30/5/2020), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan, pengembangan pesawat nirawak tersebut dinilai lebih ideal dilakukan dalam kondisi saat ini.

Oleh karena itu, pemerintah mendahulukan pengembangan proyek pesawat nirawak di banding R80 dan N245.

Sebenarnya, sejak kapan muncul ide membuat pesawat R80 dan N245 tersebut, dan siapa yang ingin membuat pesawat itu?

Pesawat R80 adalah impian Presiden BJ Habibie yang belum terwujud. Pesawat itu dirancang oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI).

Baca Juga: Bukannya Merugikan, Rupanya Begini Alasan Cerdas BJ Habibie Pilih Lepaskan Timor Leste 20 Tahun Lalu yang Kini Justru Menguntungkan Indonesia dan Dapat Respon Baik dari Dunia

Awalnya Habibie mengumumkan rancangan pesawatnya pada 2013.

Terus mengalami penundaan

Miniatur pesawat R80

Miniatur pesawat R80

Rencana R80 untuk terbang perdana sempat mengalami penundaan beberapa kali.

Awalnya direncanakan akan mengudara pada 2017, 2019, lalu diundur lagi menjadi 2021.

Lalu rencananya, pesawat itu akan diproduksi massal pada 2025. Pesawat R80 bisa membawa 80-90 penumpang.

Dikutip harian Kompas, Rabu (9/4/2014), Komisaris PT RAI Ilham Habibie menjelaskan, pesawat itu menggunakan baling-baling sehingga lebih hemat bahan bakar.

Baca Juga: Kisah Cinta Sejati BCL dan Ashraf Serupa dengan Habibie dan Ainun, Keduanya Pesan Pusara Bersebelahan Demi Tetap Berdampingan Hingga ke Liang Lahat

Pesawat itu diklaim lebih baik daripada pesawat sekelasnya, ATR 72 dan Bombardier Dash 8 series 400.

Sebab, kecepatannya menandingi dua pesawat itu.

Pesawat R80 didesain bisa terbang hingga kecepatan maksimum 800 knot atau 1.480 km per jam.

Di Indonesia, kecepatan maksimal pesawat umumnya sekitar 70 persen di bawah 400 knot atau 340 km per jam karena jarak antarkota pendek.

Baca Juga: Jadi Tahanan Politik Soeharto di Era Orde Baru Demi Perjuangkan Kemerdekaan Timor Timur, Kilas Balik Xanana Gusmao Sandarkan Kepala Menangis Haru di Dada Habibie

Menurut Habibie, pesawat jenis baling-baling itu lebih efisien bagi jarak pendek karena kecepatan rata-rata 500 knot atau 926 kilometer per jam.

"Targetnya untuk melayani penerbangan jarak pendek hingga menengah pada bandara dengan landas pacu 1.300 meter,” kata Direktur Utama PT RAI Agung Nugroho, seperti dikutip harian Kompas, Jumat (29/9/2017).

Dalam membuat R80, Habibie bekerja sama dengan banyak pihak.

Namun, yang paling penting adalah dukungan pemerintah.

Baca Juga: Kisah Basoeki Abdullah, Pelukis Legendaris Hingga Dibuatkan Museum Namun Tragis Diakhir Hayat Oleh Orang Dekat, Tak Bisa Rampungkan Gambar Habibie

"Yang kami butuhkan adalah dukungan pemerintah untuk financing bagian Indonesia. Bagian swasta dan luar negeri, mereka akan ikut kalau dari pemerintah ikut menyumbang," ujar Habibie, seperti ditulis Kompas.com, Rabu (11/9/2019).

Habibie membutuhkan dana Rp 200 miliar untuk membuat prototipe pesawat R80.

Sementara itu, total kebutuhan dana untuk skala industri sekitar Rp 20 triliun.

Tak hanya meminta bantuan pemerintah untuk mewujudkannya, Habibie juga menggalang dana lewat Kitabisa.

Baca Juga: Bersahabat dengan Habibie dari SMA Hingga Jadi Pelindung Saat di Jerman, Sayang Terpisah Gegara Isu G30S/PKI

Para donor bisa mendapatkan reward berupa wajahnya terpampang di badan pesawat.

Pesawat N245

Pesawat CN235-220 pesanan Nepalese Army (angkatan darat Nepal)

Pesawat CN235-220 pesanan Nepalese Army (angkatan darat Nepal)

Sementara itu, N245 juga merupakan pesawat buatan anak negeri.

Diberitakan harian Kompas, Kamis (26/1/2017), pesawat N245 adalah pengembangan pesawat CN235 yang ditambah panjang atau dimodifikasi ekornya hingga kapasitas angkut bertambah dari 44 orang menjadi 50 orang.

Pengembangan pesawat ukuran menengah pengangkut 30-60 penumpang itu juga jadi keinginan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi PT Dirgantara Indonesia (PT DI), 12 Januari 2015.

Baca Juga: 4 Tahun Jaga Janji Bakal Jadi Saksi Nikah Anak ART, BJ Habibie Ngotot Hadiri Akad dengan Kursi Roda di Penghujung Hayatnya

Pesawat dirancang memiliki beberapa pemberhentian atau menerbangi rute pendek sehingga bisa mengangkut dan menurunkan penumpang lebih banyak.

Sebagai gambaran, untuk rute Jakarta-Surabaya, N245 bisa singgah di Cirebon dan Semarang.

Keuntungannya, waktu perjalanan antarkota jadi lebih singkat, nyaman, dan tidak kena macet.

Harapannya, pesawat itu bisa jadi angkutan penghubung antarpulau dan antarkota dengan landasan pendek.

Baca Juga: Viral Kabar Habibie Donorkan Mata Pada Anak Keduanya, Ilham Akbar Habibie : Tidak Mungkin, Memang Tidak Bisa

Pembangunan pesawat bisa mendukung program kemaritiman pemerintah. Konsep negara maritim tetap butuh pesawat untuk mengamankan laut atau penghubung antarpulau.

Selain itu, pengembangan N245 juga penting untuk menggerakkan ekonomi atau meningkatkan kemampuan para perekayasa dirgantara Indonesia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Saat Pemerintah Hapuskan Proyek Pesawat R80, Impian Terakhir BJ Habibie...

(Nur Fitriatus Shalihah)

Source :Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x