Dilansir dari The Guardian, menurut para ilmuwan dan mantan pejabat AS menyebutkan bahwa risiko keruntuhan sipil dari senjata nuklir dan krisis iklim dunia saat ini sedang berada pada rekor tertinggi.
Mereka menyebut bahwa lingkungan saat ini, "sangat tidak stabil."
Mereka mengatakan, maraknya "kampanye disinformasi yang dimungkinkan oleh dunia maya" menambah ancaman bergeraknya jam kiamat.
Buletin Ilmuwan Atom mengumumkan "jam kiamat" simbolisnya telah bergerak maju ke 100 detik hingga tengah malam, yang paling dekat dengan bencana dimana para ilmuwan menilai dunia berada pada titik mana pun sejak penciptaannya pada tahun 1947, pada awal musim dingin perang.
Tengah malam dalam jarum Doomsday clock diartikan sebagai kehancuran dunia.
Jika jarum panjang jam bergerak semakin dekat dengan angka 12, maka bumi berada dalam keadaan genting menuju kehancuran.
Rachel Bronson, Presiden dan CEO di Bulletin, mengatakan: "Kondisi nuklir dan iklim semakin memburuk. Ini akan menjadi hak istimewa dan kesenangan apabila kita menggerakkan jarum jam ke arah mundur, tapi sayangnya itu tidak terjadi." Ungkapnya, dikutip dari Mirror, Sabtu (25/1/2020).
Bulletin menempatkan 'kelambanan para pemimpin internasional', dan juga 'kegiatan kontraproduktif' mereka, mempengaruhi rusaknya lingkungan.
Ini menjelaskan: "Mengingat tidak adanya tindakan, dan dalam banyak kasus muncul tindakan kontraproduktif dari para pemimpin internasional, anggota Dewan Sains dan Keamanan dipaksa untuk menyatakan keadaan darurat yang membutuhkan perhatian segera, terfokus, dan tak henti-hentinya dari seluruh dunia,"