Sosok.ID - Lockdown yang diberlakukan oleh Pemerintah India sejak 25 Maret 2020 setelah virus corona merebak di negara tersebut berimbas banyak.
Untuk pertama kalinya sejak kereta api beroperasi di India, pada tanggal 14 April mendatang Kereta Api di negara tersebut berhenti beroperasi.
Setelah 167 tahun lamanya baru kali ini tak ada perjalanan kereta di seluruh negara tersebut.
Hal itu imbas dari lonjakan kasus covid-19 di negara seribu dewa itu tercatat.
Baca Juga: Isi Dompet Aman! Ditengah Wabah Corona Pemerintah Umumkan Kabar Bahagia Mengenai THR
Kebijakan tersebut dikemukakan langsung oleh Perdana Menteri Narendra Modi.
Tak hanya memutus jaringan transportasi yang menggunakan perlintasan rel besi di seluruh India saja.
Tapi juga pengalihan fungsi gerbong penumpang digunakan oleh pemerintah India.
Sebanyak 20.000 gerbong disulap oleh pemerintah India menjadi rumah sakit darurat.
Kebijakan itu dilakukan dengan tujuan untuk menambah ruang isolasi bagi pasien virus corona di negera tersebut.
Padahal India menempati urutan keempat di dunia dalam hal jaringan transportasi kereta.
Dan pengoperasian kereta api di negara tersebut menyerap tenaga kerja terbanyak dari penduduk mereka.
Namun kini yang terjadi di India setelah kebijakan lockdown diberlakukan di sana menambah permasalahan baru.
Sebab gelombang protes dari warganya membuat pemerintah sempat kewalahan dengan melonjaknya pasien yang terpapar covid-19.
Padahal India sendiri telah mengoperasikan 125 rumah sakit di seluruh negara untuk menampung pasien.
Ternyata rumah sakit yang disiapkan tak cukup siap menerima pasien yang kian hari kian bertambah.
Oleh sebab itu pemerintah di negeri Taj Mahal itupun berinisiatif menyulap gerbong kereta menjadi ruang isolasi bergerak.
Pada 1 April kemarin, India telah mencatat 4288 kasus covid-19, termasuk dengan 117 kematian.
Menurut Johns Hopkins University, jumlah tersebut termasuk kecil bagi negara yang memiliki penduduk mencapai 1,3 Miliar tersebut.
Walau kini rumah sakit yang telah disiapkan belum cukup kewalahan tapi gerbong isolasi ini bisa menjadi salah satu senjata bagi pemerintah India apabila sewaktu-waktu ada lonjakan pasien.
"Sekarang, kereta api akan menawarkan lingkungan yang bersih, bersih dan higienis bagi pasien untuk pulih dengan nyaman," Piyush Goyal, Menteri Perkeretaapian mengatakan dalam sebuah tweet.
Dengan berhentinya operasi kereta api di seluruh India maka berhenti pula sebagian besar perjalanan penduduk di sana.
Sebab biasanya transportasi kereta api di negeri Bollywood mencatat lebih dari 20.000 penumpang setiap harinya.
Baik dari rute jarak jauh maupun jarak dekat dengan sekitar 7.349 stasiun di seluruh wilayah.
Penghentian operasional tersebut membuat hampir 67.358 km lintasan rel kereta mati.
Bos kereta api telah menginstruksikan masing-masing dari 16 zona rel kereta api India untuk mengidentifikasi gerbong non-AC yang tidak lagi beroperasi pada rute penumpang untuk berubah menjadi rumah sakit, dan memiliki mereka siap untuk digunakan jika terjadi keadaan darurat.
5.000 bangsal isolasi pertama akan siap dalam dua minggu, dan jika perlu, lebih banyak gerbong dapat dikonversi dalam waktu 48 jam, kata Rajesh Dutt Bajpai, direktur eksekutif informasi dan publisitas di Dewan Kereta Api.
Foto selebaran ini dari Indian Railways menunjukkan bagaimana kereta tua akan digunakan sebagai ruang isolasi Covid-19.
Setiap gerbong yang disanitasi akan dapat menampung hingga 16 pasien, di samping stasiun perawat, kabin dokter, dan ruang untuk persediaan dan peralatan medis.
Kereta, setelah siap, akan dikirim ke lokasi mana pun yang mungkin menghadapi krisis tempat tidur rumah sakit karena potensi lonjakan dalam kasus positif.
Otoritas kesehatan setempat akan menugaskan dokter, paramedis, perawat, dan sukarelawan pemerintah ke kereta. (*)