Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pemerintah Tak Bertindak, Warga Yogyakarta Ramai-ramai Lakukan Aksi Lockdown Mandiri dengan Tutup Akses Kampung Masing-masing : Ini Bukan Protes Tapi untuk Melindungi Wilayah Kami dari Virus Corona!

Dwi Nur Mashitoh - Sabtu, 28 Maret 2020 | 11:35
Warga Yogyakarta ramai-ramai lakukan lockdown mandiri di kampung masing-masing untuk antisipasi virus corona.
Kolase Instagram/dr.tirta

Warga Yogyakarta ramai-ramai lakukan lockdown mandiri di kampung masing-masing untuk antisipasi virus corona.

Sosok.ID - Kasus virus corona yang sudah terkonfirmasi di Indonesia telah menyentuh angka ribuan.

Melansir dari Kompas.com, juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona atau Covid-19, Achmad Yurianto mengumumkan ada 1.046 kasus pada Jumat (27/3/2020).

Artinya, ada penambahan sebanyak 153 kasus dalam sehari.

Sementara jumlah pasien yang meninggal dunia sebanyak 87 orang dan 46 orang telah dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Tegal Langsung Lakukan Lockdown Usai Satu Warganya Positif Corona, Jalan Akses Masuk Ditutupi Beton

Walaupun terus bertambah, tetapi pemerintah Indonesia tak memilih opsi lockdown untuk menghentikan penyebaran Covid-19 di Nusantara.

Seolah gemas dengan pemerintah pusat yang tak memilih opsi tersebut, warga Yogyakarta ramai-ramai melakukan lockdown mandiri.

Hal itu diketahui usai seorang influencer kesehatan sekaligus pebisnis muda dr Tirta membagikan aksi warga Yogyakarta di akun Instagram-nya.

Pria bernama asli Tirta Mandira Hudhi ini diketahui juga menjadi relawan untuk menghadapi wabah virus corona.

Baca Juga: Kesedihan Eva, Kedua Orangtuanya Meninggal Karena Virus Corona dan Kebingungan Jenazah Harus Dikubur Dimana

Dalam unggahannya, dr Tirta membagikan foto akses jalan menuju kampung yang diblokir.

Tulisan lockdown juga menghiasi pagar-pagar penutup jalan yang dibuat seadanya menggunakan bambu dan kayu.

Dalam keterangan yanng menyertai unggahan tersebut, diketahui bahwa warga Yogyakarta tengah melakukan lockdown mandiri di kampung masing-masing.

"Kampung di Jogja mandiri lockdown kampungnya sendiri-sendiri!" tulis dr Tirta, seperti dikutip Sosok.ID dari Instagram @dr.tirta, Jumat (27/3/2020).

Baca Juga: Kabar Baik di Tengah Virus Corona, Pemerintah Percepat Pelucuran Kartu Prakerja, Orang yang Terdaftar Bisa Dapat Rp 7 Juta, Syaratnya Mudah!

Lebih lanjut, dr Tirta mengklaim bahwa aksi tersebut bukanlah bentuk protes masyarakat.

Melainkan untuk melindungi wilayah masing-masing dari wabah virus corona.

"Ini bukan protes! Ini karena melindungi kampungnya masing-masing!" tegas dr Tirta.

Ditulis dengan huruf kapital, dr Tirta menegaskan bahwa wabah virus corona bukanlah hal sepele.

Baca Juga: Efek Ngeri Lockdown, Berusaha Keluar Rumah di Tengah Wabah Corona Padahal Sedang Batuk, Pria Ini Langsung Ditusuk Temannya

"Ini bukan hal sepele! Corona sudah menyerang semua Indonesia dan RS tidak punya APD lengkap!" tulis dr Tirta.

"Hadapi faktanya!" tegasnya.

"Jika pemerintah tidak melakukan, maka kami, saya akan melakukan karantina wilayah kami sendiri-sendiri!" pungkasnya.

Melansir dari Tribun Jogja, aksi lockdown mandiri di kampung-kampung di Yogyakarta ini memang benar adanya.

Baca Juga: Seorang Warganya Positif Corona, Wali Kota Tegal Langsung Terapkan Lockdown : Ini Pillihan Pahit Tapi Lebih Baik Saya Dibenci Warga daripada Maut Menjemput Mereka

Salah satu kampung yang menutup akses ke wilayahnya adalah Dukuh Panggeran, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman.

Langkah tersebut rupanya merupakan inisiatif dari seorang warga yang bernama Susilo Krishayanto.

Ia mengatakan, walaupun menggunakan istilah lockdown, tetapi akses kampung tak benar-benar ditutup.

Melainkan hanya dibatasi dan warga kampung masih bisa beraktivitas seperti biasa.

Baca Juga: PM Inggris Ngambek, Lockdown Negeri Ratu Elizabeth Gegara Ulah Warganya Abaikan Social Distancing

“Kami juga kemarin pakai istilah lockdown, tapi sudah diganti.

Tapi, bukan berarti benar-benar tertutup dan tidak boleh beraktifitas lagi.

Karena itu istilah yang populer saja, makanya di sertakan.

Warga di sini cukup mengerti konsekuensinya kalau lock down, semuanya masih butuh bekerja untuk cari rezeki,” jelas Ketua RW 26, Dukuh Panggeran ini.

Baca Juga: Lantas Harus Bagaimana? WHO Nyatakan Lockdown Tak Berdaya Bendung Wabah Virus Corona

Dari empat akses masuk utama menuju perkampungan, hanya ada satu yang dibuka.

Untuk memasuki wilayah itu pun setiap orang akan disemprot desinfektan dan diwajibkan untuk mencuci tangan di tempat yang telah disediakan.

Dengan cara itu, Susilo mengklaim pihaknya menjadi lebih mudah untuk memantau orang-orang yang berada di wilayahnya.

(*)

Source :Kompas.comInstagramTribun Jogja

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x