Dikutip Wartakotalive.com dari Kuwait Times, juru bicara pemerintah Tareq Al-Mazrem kemarin membantah laporan bahwa jam malam telah diberlakukan setelah pihak berwenang menutup pantai umum dan taman dan patroli polisi terlihat meminta orang untuk meninggalkan pantai dan tinggal di rumah.
Departemen lalu lintas menggunakan drone untuk membuat pengumuman publik bahwa pertemuan dilarang.
Kementerian kesehatan Kuwait melaporkan ada 20 kasus virus korona baru (COVID-19), sehingga jumlahnya menjadi 100.
Sebanyak 15 kasus baru untuk Kuwait yang kembali dari Iran, dua warga yang kembali dari Inggris dan Amerika Serikat, satu untuk warga negara Spanyol dan dua orang Mesir yang melakukan kontak dengan seorang pria Mesir ditemukan terinfeksi penyakit ini beberapa hari yang lalu setelah kembali dari Azerbaijan melalui Dubai.
Menteri Kesehatan Sheikh Basel Al-Sabah mengatakan di Twitter bahwa pelarangan salat Jumat datang setelah beberapa orang yang menunjukkan tanda-tanda infeksi setelah kembali 10 hari yang lalu dari negara-negara yang tidak terdaftar terinfeksi seperti Amerika Serikat, Spanyol dan Inggris.
Kementerian sekarang sedang menguji orang-orang yang telah melakukan kontak dengan mereka, kata Sheikh Basel.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, menteri mengimbau agar orang-orang tetap di rumah dan tidak berani keluar untuk melindungi diri dari penyakit.
Dari 100 kasus yang dites positif, lima sembuh dan dipulangkan dan 95 diobservasi termasuk empat di unit perawatan intensif, salah satunya dalam kondisi kritis.
Kementerian Kuwait mengatakan sebanyak 71 orang telah dikeluarkan dari karantina kementerian setelah tes menunjukkan mereka tidak terinfeksi.
Sementara itu, kementerian kesehatan terus menguji para ekspatriat yang telah kembali ke negara itu sejak 27 Februari dan seterusnya dari sejumlah negara.