Kartono mengaku tak pernah menaruh curiga pada NF karena ia merupakan sosok yang pendiam.
Selain itu, perbedaan usia yang jauh antara NF dan APA juga menjadi alasan mengapa Kartono selalu memiliki prasangka baik.
"Kalau akrab kan dia (APA) main sama adiknya (NF). Kalau enggak ada, dia enggak ajak main juga gitu, kalau ada ya main. Enggak melihat ada yang aneh, udah main biasa lama juga," kata Kartono.
Kartono masih tak menyangka bahwa anaknya meninggal dunia dengan cara yang tak wajar.
Diketahui, NF menghabisi nyawa APA dengan menenggelamkannya ke dalam bak mandi.
Kemudian, NF juga mencekik leher korban hingga lemas.
Setelah itu, APA diikat dan dimasukkan ke dalam lemari.
NF sebenarnya berniat untuk membuang jasad APA tapi ia mengurungkan niatnya dan memilih untuk menyimpan jasadnya di lemari.
Keesokan harinya, NF beraktifitas seperti biasa dan saat perjalanan menuju sekolah, ia memutuskan untuk berganti pakaian dan menyerahkan diri ke Polsek Taman Sari, Jakarta Barat.